Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian, dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kota Surabaya, Irvan Wahyudrajad mengatakan, dari lebih 600 kota di dunia, empat kota dari Asia Tenggara yang dinilai paling menonjol dan masuk finalis Bloomberg Philanthropies Mayors Challenge 2025. Yakni, Kota Pasig, Kota Naga, Kota Cauayan dari Filipina, dan Kota Surabaya.
Keempat kota itu, menurutnya, memiliki ide-ide yang berakar pada kebutuhan komunitas yang nyata. Kota Pasig diakui atas tujuannya dalam mengubah saluran air, dimanfaatkan menjadi taman apung yang menyediakan layanan seperti rekreasi, klinik kesehatan, dan perpustakaan.
Kota Naga, saat ini sedang mengembangkan sistem peringatan dini banjir dan hujan ekstrem yang didukung oleh AI dan partisipasi warga. Sedangkan Kota Cauayan sedang menciptakan sistem peringatan dini demam berdarah.
“Untuk Kota Surabaya, berupaya untuk mengalihkan warganya dari menggunakan popok sekali pakai ke popok kain ramah lingkungan yang diproduksi secara lokal,” kata Irvan.
Dalam kompetisi ini, jelasnya, setiap kota finalis akan menerima dana hibah sebesar USD 50.000 yang digunakan untuk menguji dan menyempurnakan ide-ide mereka. Selain itu, kota finalis juga mendapatkan dukungan dari para ahli selama beberapa bulan mendatang.
“Setelah ini, akan ada 25 kota teratas yang akan diumumkan pada awal 2026, masing-masing akan dianugerahi USD 1 juta dan diberi bantuan teknis jangka panjang untuk meningkatkan dan mengimplementasikan inovasi mereka,” ujarnya.
Bloomberg Mayors Challenge telah membantu 38 kota di seluruh dunia untuk mengimplementasikan ide keberlanjutan mereka, dengan berbagai contoh model sukses yang telah direplikasi di lebih dari 330 kota hingga saat ini. (*)