Surabaya sebagai Hub nya indoneisa timur memang memiliki nilai strategis baik dalam ekonomi maupun politik. Dalam dunia industri kita punya perusahaan perusahaan kelas nasional , dalam perdagangan Surabaya sebagai pintu masuk berbagi komoditi menuju penjuru Indonesia timur dalam maritim kita punya pelabuhan yang sekrang sudah overload dan juga punya PT PAL , dibidang pendidikan kita punya perguruan tinggi Sians ternama dan universitas dengan fakultas kedokteran yang lulusannya tak kalah dengan kampus negara negara lain.
Kini peta akan berubah , sebelum ada pandemi pun dunia industri di Surabaya sudah Mengalami pergeseran menyusul hadirnya era disrupsi ditambah dengan tingginya nilai UMK yang dinilai memberatkan para pengusaha, pengusaha kini lebih memilih memindahkan pabriknya di zona 2 atau 3 yang UMK nya jauh lebih terjangkau, sementara infrastruktur (jalan tol ) sangat mampu mengurangi pengeluaran yang selama ini menjadi kendala mereka ber inves diluar Surabaya. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi Surabaya yang berpotensi berkurang nya PAD dan juga menyempitnya lapangan kerja.
Dalam dunia perdaganagan pun pasti mengalami perbuahan , sekarang sudah bukan lagi paperless namun juga officeless banyak usaha properti perkantoran kosong karena kiat bisa melakukan transaksi hanya melalui Gadget dirumah masing masing, yang masih akan bertahan adalah usaha pergudangan dan ekspedisi .
Dalam dunia maritim banyak keluhan para pemilik kapal yang terlalu lama “pasang jangkar” menunggu antrian bongkar muat di Tanjung perak yang trafiknya terlalu padat, terlebih tak lama lagi Pemprov Jatim akan membuka pelabuhan lagi di wilayah Tuban dan Probolinggo, maka Tanjung perak sudah bukan lagi HuB utama dalam jalur air menuju Indonesia timur.
Yang paling masih memiliki asa adalah dunia pendidikan, toh sebenarnya “punjer” maju dan tidak nya tiga sektor diatas adalah ya pendidikan, dari pendidikan lah diharapkan akan lahir inovasi inovasi dan solusi dari permasalahan yang ada, didalam Islam disebutkan ; “barang siapa ingin mendapatkan hajat dunia maka raihlah dengan ilmu , barang siapa ingin mendapatkan hajat akhirat maka raihlah dengan ilmu dan jika ingin keduanya maka raihlah dengan ilmu”.
Pendidikanlah kunci utama menuju kemajuan , dengan pendidikan kita akan mudah menuju NEW INDAMARDI dengan selalu mengikuti perkembangan zaman. Bukankah hanya orang yang cepat menyesuaikan dengan zaman yang tidak akan terlindas oleh zaman ?
Pandemi covid 19 ini seakan kode keras bagi kita agar kita segera lari berbenah menuju era baru sebelum kita terlena dengan berbagai kenyamanan yang telah kita rasakan. Kondisi yang memaksa kita untuk WORK FROM HOME seakan selaras dengan era disrupsi yang sudah mulai menggelobal. Kebiasaan baru kita utuk menggunakan MASKER seakan sindiran bagi kita agar segera beralih Dari teknologi fosil penuh polutan menuju teknologi baru dan terbarukan yang ramah lingkungan atau clean and green.
Mari bangun Surabaya tidak berdasarkan pendekatan kekuatan dan kekuasaan tetapi mari bersama sama membangun Surabaya melalui pendekatan kemanusiaan dan keilmuan serta budaya egaliter yang adi luhung.
Jadikan pandemi ini sebagai momentum yang baik untuk membangkitkan lagi jiwa arek Suroboyo yang disiplin tangguh dan mau berkorban untuk sesamanya. bukankah darah juang arek arek Surabaya lah yang mampu membunuh sang Jendral Mallaby ? (*)