Cegah Covid-19, Kembali ke Khittah

Cegah Covid-19, Kembali ke Khittah
HS. Makin Rahmat, SH, MH

Mereka diminta melakukan kegiatan di rumah. Belanja, belajar dan bekerja secara online, daring, dan ikut mewabah rapat via zoom. Keluar rumah harus memakai masker wajah, cuci tangan, pakai hand sanitizer, dan pemeriksaan suhu.

Tanpa terasa sudah lebih tiga bulan menghadapi situasi mencekam terkait Covid-19. Dengan pertimbangan demi pencegahan virus yang konon sumber awal dari Provinsi Wuhan, China ini, malah timbul saling curiga. Ada orang bersin biasanya berucap: *#Alhamdulillah*, sekarang dicurigai sebagai penyebar Covid-19.

Orang sakit disertai batuk, bersin dan berlendir di saluran pernafasan sudah diindikasikan terpapar Corona. Hebatnya, untuk mencegah penyebaran Pandemi Covid-19, telah dilakukan prosedur protokol dengan rangkaian rumit dan tidak leluasa memberikan argumentasi. Malah, penghormatan bila ada orang meninggal, memandikan, mengkafani, mensalati dan mengubur, sekarang melalui petugas disertai pakaian khusus. Pokoknya, susah, was-was, khawatir dan terus curiga melulu. Budaya salaman usai salat, tahlilan hingga tujuh hari, talqin mayit dihindari.

Akhirnya, pada sebuah kenyataan, biar Tim Gugus Tugas pencegahan wabah Covid-19 bekerja sesuai dengan peraturan, prosedur dan protokol Pandemi Covid-19. Padahal, selama kita, enjoi, hidup sehat, tetap memakai masker wajah, cuci tangan, dengan mengantisipasi segala gejala awal terjadinya penyakit, dan harus ikhtiar kepada ahlinya disertai dengan doa, optimis resep mujarab mencegah penyebaran Covid-19.

Peta persebaran penderita Covid-19 sendiri di Surabaya Raya, harus tetap terpantau. Terobosan adanya “Kampung Tangguh” melalui peran serta masyarakat diharapkan bisa memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Ini langkah luar biasa, bila perlu dikembangkan di lingkungan RT Tangguh  Kegiatan Rapid Test, sebagai deteksi awal adalah indikasi reaktif untuk ditindaklanjuti dengan pemeriksaan SWAB PCR, guna memastikan seseorang positif Covid-19 di juga tetap berjalan. Yang penting, petugas memberikan informasi normatif dengan tetap memperhatikan, situasi, kondisi dan domisili (Sikondom) yang di masyarakat.

Mengapa informasi valid terhadap rekapitulasi penderita Cocid-19 baik yg ODP, PDP, positif, sembuh maupun yg meninggal dunia, sejak PSBB I, II dan III utk dijadikan telaah, sebelum era baru kembali ke Khittah. Otomatis, masyarakat harus tetap siap memasuki masa transisi,  tahapan Hidup Baru atau disebut *NEW NORMAL* dalam kaitan menghadapi Pandemi Covid-19.

Seperti diketahui, kita tidak boleh lagi curiga dan menjauh bila ada kerabat atau tetangga kita positif Covid-19. Seharusnya, kita beri pendampingan, semangat dan motivasi untuk tetap tenang dan nyaman guna menjaga kesehatan tubuh. Sikap nyaman inilah salah satu resep tangguh supaya tidak terpapar Covid-19.

Maka hal penting, yaitu secara bertahap akan menjalani aktifitas kehidupan sehari-hari sesuai dengan profesi dan kegiatan masing-masing dengan tetap mematuhi peraturan protokol kesehatan selama Pandemi Covid-19 belum hengkang dari bumi.

Sekali lagi, kita harus mampu mengendalikan dan mengambil hikmah selama Pandemi Covid-19. Prioritas awal mengembalikan perekonomian yang terjun bebas. Terpuruknya ekonomi global harus disiasati dengan tetap optimis melakukan aktifitas sehari-hari dan memperhatikan hidup sehat dan bersih, serta mematuhi Protokol Kesehatan.

Tidak kalah penting, ikhtiar batin, melaksanakan kewajiban sebagai hamba Allah dalam segala aspek kehidupan. Artinya, jamaah ke masjid sebagai rumah Allah lebih ditingkatkan, disertai memperbanyak istighfar, dzikir, do’a, sholawat dan tetap aktif mengikuti majelis ilmu, baik melalui temu langsung, medsos atau daring, seperti zoom.

Pada akhirnya, kita harus mampu mengendalikan diri dan berserah diri kepadaNya setelah menjalani berbagai usaha lahir dan batin, serta mempersiapkan mental kita menerima takdir Allah. Kunci lain, adalah selalu mensyukuri atas nikmat Sang Khaliq. Bila musibah menerpa kita harus sabar, mendapatkan nikmat harus diimbangi dengan syukur, terutama nikmat kesehatan dan kesempatan.

Kesempatan dalam masa transisi di siklus Pandemi Covid-19, tetap semangat mengikuti protab, tidak boleh was-was, apalagi takut dan khawatir. Ingatlah, Allah SWT tidak akan menguji hambaNya diluar batas kemampuan yang dimiliki. Ikhtiar, doa, dan pasrah, pasti bisa. Selamat menikmati era baru, hidup normal. Selamat dunia akhirat. Aamiin ya arhamarrahimiin.  (*)