Pasar Tradisional di Surabaya Digelontor 23.904 Liter Minyak Goreng

Pasar Tradisional di Surabaya Digelontor 23.904 Liter Minyak Goreng
Pemkot Surabaya melalui Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah serta Perdagangan (Dinkopdag), menggelontor 23.904 liter Minyakita dan minyak goreng kemasan lain kepada para pedagang eceran di 8 pasar tradisional. Operasi pasar (OP) akan dilakukan lagi pada 16 dan 24 Februari untuk mengantisipasi naiknya harga minyak goreng menjelang Ramadan.

SURABAYA (WartaTransparansi.com) – Pemkot Surabaya melalui Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah serta Perdagangan (Dinkopdag), menggelontor 23.904 liter Minyakita dan minyak goreng kemasan lain kepada para pedagang eceran di 8 pasar tradisional. Operasi pasar (OP) akan dilakukan lagi pada 16 dan 24 Februari untuk mengantisipasi naiknya harga minyak goreng menjelang Ramadan.

Kepala Bidang Distribusi Perdagangan, Dinkopdag Kota Surabaya, Devie Afrianto mengatakan, operasi pasar kemarin, bertujuan untuk menstabilkan harga minyak. Alasan, karena untuk Minyakita, masyarakat tidak boleh membeli langsung dari distributor.

Masalah harga, jelas Devie, wajib menyesuaikan Harga Eceran Tertinggi (HET), maksimal Rp 14.000 ribu per liter. Sedangkan dari distributor ke pedagang, dijual Rp 12.600 ribu per liter.

“Kalau untuk kemasan seperti Minyakita, itu dijual ke masyarakat tidak boleh lebih dari Rp 14.000 ribu, wajib sesuai HET. Kecuali, minyak goreng merk kemasan lain, misal yang premium. Kalau Minyakita dijual di atas HET ya dilaporkan,” jelas Devie.

Untuk mengantisipasi kenaikan harga, pemkot sudah menggelar OP di 8 pasar tradisional. Antaranya, di Pasar Wonokromo, Pasar Tambak Rejo, Pasar Pucang, Pasar Genteng Baru.

“Operasi pasar minyakita (minyak goreng) kita lakukan berkala. Kemarin kita sudah lakukan OP di delapan pasar. Selanjutnya, tanggal 16 dan 24 Februari mendatang, kita akan lakukan lagi OP. ini untuk mengantisipasi kenaikan harga menjelang Ramadan,” kata Devie, (13/2/2023).

Ia mengungkapkan, OP minyak goreng kali ini menarik animo para pedagang. Selain murah, pedagang juga tidak perlu repot untuk kulakan minyak goreng ke distributor.

“Jadi kami drop langsung ke tempat (pasar), sehingga mereka tidak perlu mengeluarkan ongkos untuk jasa angkutnya,” tuturnya.