“Kita rancang kegiatan reguler. Muktamar Fiqih Peradaban yang pertama. Tahun depan Muktamar kedua dan seterusnya setiap tahun, sekurang-kurangnya dua tahun sekali,” terangnya.
60 Ulama Dunia Sudah Hadir
Selain itu, Gus Yahya juga mengatakan bahwa 60 ulama internasional, yang menjadi pembicara maupun pengamat Muktamar Internasional Fiqih Peradaban telah hadir di lokasi acara, Shangri-La Hotel, Surabaya.
“Sudah hadir sekarang sebagian besar para ulama khususnya pembicara. Sekira 60 ulama dari 79 negara saat ini sudah tiba di lokasi Muktamar Fiqih Peradaban,” katanya.
Gus Yahya mengatakan bahwa para ulama, pembicara, maupun pengamat yang hadir ada yang datang untuk mengisi secara langsung. Ada pula yang mendelegasikan kepada tokoh lain untuk menyampaikan pemikirannya di acara Muktamar Internasional Fiqih Peradaban yang diinisiasi PBNU.
“Ada yang hadir untuk menyampaikan sendiri pandangan-pandangannya. Ada juga yang secara virtual dan yang mengirimkan perwakilan atau makalahnya,” ungkapnya.
Menurutnya, para ulama yang hadir bukan hanya sebagai pembicara, mereka juga hadir sebagai pengamat. Bahkan, ada beberapa tokoh dunia yang sengaja mengajukan diri untuk mengikuti muktamar internasional yang merupakan salah satu rangkaian puncak resepsi 1 Abad NU ini.
“Selain pembicara ternyata banyak kalangan lain di luar sana yang mengetahui acara ini dan meminta untuk hadir,” ujarnya.
“Bahkan tokoh-tokoh dunia luar Islam yang tahu publikasi acara ini menghubungi kami dan meminta izin untuk hadir,” sambungnya.
Muktamar Internasional Fiqih Peradaban I ini merupakan forum internal umat Islam di seluruh dunia. Ini menjadi lanjutan dari G20 Religion Forum atau biasa disebut Religion Twenty (R20) yang digelar pada November 2022 lalu di Bali. (*)