Miris, Dunia Pendidikan Kabupaten Banyuwangi Belum Aman Dari Kekerasan Antar Pelajar

Miris, Dunia Pendidikan Kabupaten Banyuwangi Belum Aman Dari Kekerasan Antar Pelajar

“Awalnya saya tidak curiga anaknya mengeluh sakit hingga minta ijin tidak masuk sekolah, saya mengiyakan selama dua hari namun selanjutnya ketika anaknya di suruh sekolah menjawab berulang dengan nada memelas ‘sekolah ya ma’ dengan tidak kompromi saya marah dan memaksa untuk pergi ke sekolah, akhirnya saya antar untuk masuk,” ujarnya.

Kebetulan juga kata Silvi ingin menghadap guru karena ada yang ingin di sampaikan soal kekurangan pembayaran. Gurunya mengatakan kalau RS habis berantem dan cerita itu ia pikir hanya berantem biasa karena kenakalan anak.

“Saya pun diam tidak memanjangkan ceritanya tersebut, menurut saya karena hanya menganggap kenakalan pada anak, lalu waktu jemput pulang sekolah saya bertemu teman satu kelasnya dan saya menanyakan anak saya, si anak ini mengatakan kepada saya bahwa RS kemarin habis berantem dan dia di keroyok oleh 6 anak, saya pun kaget dan geram setelah tahu hal itu,” ucapnya.

Silvi menambahkan setelah itu dirinya memusyawarahkan dengan suami, dan dia menyarankan agar saya melaporkan saja ke Polisi.

“Akhirnya, saya melapor ke Polsek setempat dan di terima. Kemudian saya di suruh memeriksakan anak saya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Blambangan untuk visum. Ini sudah selesai di periksa, dan informasi dari pihak rumah sakit, nanti hasil pemeriksaan langsung di kirim ke pihak Polsek,” pungkasnya. (*)