Sebagaimana diketahui, penyerahan bantuan sosial ABM yang dilakukan kepada penyandang disabilitas ini bukan kali pertama. Pada Oktober 2021 lalu Mas Dhito menyerahkan bantuan ABM kepada 22 penyandang disabilitas. “Mas Dhito berpesan supaya ABM yang diterima dapat dimaksimalkan sebaik mungkin supaya dapat meringankan beban dari keluarga pendamping maupun memperlancar aktivitas teman-teman difabel, ” ungkapnya.
Penyerahan bantuan ABM siang itu menjadi harapan baru bagi penyandang disabilitas untuk bangkit. Salah satunya Suhartono, 56, warga Dusun Botosari, Desa Kedungsari, Kecamatan Tarokan. Bapak dua orang anak itu mengaku sudah dua tahun berjalan dengan alat bantu tongkat kruk. Hal itu lantaran kaki kirinya harus diamputasi akibat kecelakaan. Dia yang menjadi tulang punggung keluarga pun dua tahun tidak bisa lagi bekerja. “Dulunya kerja di koperasi, selama dua tahun ini tidak bisa kerja,” ujarnya.
Untuk bertahan hidup dan membiayai anak-anaknya yang masih sekolah, terpaksa istrinya yang harus banting tulang bekerja serabutan. Harapan Suhartono dengan mendapat bantuan kaki palsu itu, dia bisa kembali beraktivitas untuk membantu meringankan beban istrinya. “Istri kerja serabutan, mudah-mudahan dengan kaki palsu ini bisa beraktivitas lagi (bekerja) karena anak masih kecil-kecil,” pungkasnya. (Adv/Kominfo/Abi).