Selain silaturahmi “Safari Digital”, kesempatan bertemu dengan Drs. KH. Abdusshomad Buchori, Ketua Umum (Ketum) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jatim tersebut menjadi ruang diskusi cukup menarik. Berada di ruang tamu kediaman Kiai Abdusshomad, mengutarakan gejolak kekhawatiran, bila pemerintah lamban dalam mensikapi berbagai situasi, termasuk potensi terjadinya gesekan social di tengah situasi ekonomi meredup, akibat Wabah Covid-19.
Berikut wawancara ringan Makin Rahmat dengan Kiai Abdusshomad Buchori tentang rancangan undang undang (RUU) Haluan Ideologi Pancasila (HIP).
Assalamualaikum warrohmatullahi wabarokatuh Kiai ?
Alaikumsalam warrohmatullahi wabarokatuh, monggo!
Apa ada resep Kiai, di usia yang sudah senja (77 tahun), masih terlihat energik ?
Tidak ada yang khusus, tentu sebagai orangtua harus bisa menjadi contoh yang baik. Hidup teratur dan aktifitas sehari-hari tetap dinamis. Apalagi, masih mendapat kepercayaan memimpin MUI Jawa Timur yang ketiga kali, karena hasil formatur masih memberikan amanah kepada saya. Sebetulnya, saya sendiri sudah menyerahkan ke forum. Inilah bagian dari tantangan dan pengabdian.
Bagaimana dengan peran MUI Jatim sendiri ?
Alhamdulillah, dukungan pengurus MUI Jatim, khususnya pak Ainul Yaqin sebagai Sekretaris Umum, sangat membantu dalam pengembangan organisasi MUI. Mensikapi berbagai persoalan dan permasalahan di lapangan, MUI harus jeli, teliti, tegas, dan jernih dalam mengambil sikap. Artinya, ulama sebagai pewaris para nabi (warostatul anbiya) dan pelayan umat (khadimul ummah), penerus misi yang diemban Rasulullah SAW harus bisa memberikan tanggapan dan jawaban yang kongkrit. Jadi, bukan sekedar berhujjah (berpendapat), tapi bisa memberikan contoh dan solusi.