Proyek underpass tersebut, rencananya akan dibangun dengan dua basement. Jalur pejalan kaki akan berada di basement bawah dengan kedalaman total sepuluh meter. Tak hanya itu, selain dibangun sebagai jalur pejalan kaki, underpass tersebut juga bakal berfungsi untuk menggerakkan ekonomi warga setempat. Nantinya, di sebelah kanan dan kiri jalur underpass akan menjadi lokasi bagi para Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) atau pedagang lokal untuk berjualan.
Saat ini, pihaknya telah menentukan posisi titik masuk dan keluar untuk jalur underpass tersebut. Wali Kota Risma menyebut, pintu masuk underpass berada di dekat Polsek Wonokromo, sedangkan pintu keluar berada di dekat pintu masuk sisi selatan KBS. “Jadi underpass nya memang buat pengunjung (manusia) khusus, jadi tidak ada kendaraan. Jadi kalau dia mau pindah angkot atau apa, dia bisa turun nyebrangnya pakai ini (underpass),” imbuhnya.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya Irvan Wahyudrajat menyampaikan, jumlah pengunjung KBS di hari libur yang terus meningkat, membuat volume parkir kendaraan di beberapa titik menjadi penuh, seperti di Jalan Setail. Sehingga hal ini membuat kemacetan di sekitaran jalan KBS juga meningkat. Karena itu, Pemkot Surabaya menambah titik lokasi parkir untuk kendaraan besar seperti bus yang berada di park and ride TIJ. “Kita berharap pembangunan park and ride ini dapat mengatasi problem ruang parkir untuk para pengunjung KBS,” kata Irvan.
Ia menyebut park and ride yang berada di TIJ itu, memiliki kapasitas parkir sebanyak 320 untuk kendaraan roda 4, roda dua sebanyak 500, bus pariwisata sebanyak 8, sedangkan untuk sepeda angin berkapasitas 100. Dengan begitu diharapkan, park and ride tersebut dapat menambah ruang titik parkir baru untuk mengatasi kemacetan di kawasan KBS. “Kita estimasi pengerjaan plaza, park and ride yang berada di TIJ serta underpass bisa selesai pada bulan Desember 2019, sehingga tahun 2020 masyarakat bisa menggunakannya,” katanya. (wt)