“Kita sudah harus menyiapkan SDM yg memiliki talenta dan minat yang kuat sejak dini. Mereka harus diberikan ruang agar mereka bisa sukses sejak muda. Nah dengan bentuk BLUD, mereka juga bisa mendapatkan pendapatan sehingga bisa ada kemandirian juga,” kata Khofifah.
Bupati Anas mengaku sempat meminta gubernur untuk segera dikeluarkan ijin yang diajukan Pemkab ke Dinas Pendidikan Jatim guna pendirian SMK Kopi dan SMK Cokelat.
“Kami minta agar ijin yang kami ajukan bisa segera dikeluarkan. Dan sembari menunggu kami juga sudah kerja sama dengan sejumlah BUMN untuk bisa menggunakan kopi dan coklat dalam program santripreneur,” tegas Abdullah Azwar Anas.
Anas lalu menjelaskan mengapa yang dipilih adalah kopi dan cokelat. Dua komoditas ini, kata dia, adalah potensi utama di Banyuwangi sehingga mudah didapat, dan murah. Selain itu, nilai tambah dua produk ini sangat menjanjikan.
“Peningkatan valuenya tinggi, selain kopi dan coklat di Banyuwangi mudah didapatkan dan harganya terjangkau. Sehingga kami ingin mengajak anak muda untuk menekuni bisnis ini,” kata Anas. (jam)