KEDIRI – Meski jembatan baru Brawijaya diresmikan oleh Walikota Kediri, Abdullah Abu Bakar, Senin (18/3/2019) pagi. Namun, keberadaan jembatan yang menghubungkan Timur dan Barat Kota Kediri ini, masih menyisakan kekurangan. Yakni, masih minimnya penerangan dan belum dilakukan pembenahan sampai saat ini.
Pantauan dilapangan menyebutkan, minimnya penerangan memang terlihat saat melintas di jembatan baru Brawijaya yang mulai dioperasionalkan sejak Senin (24/3/2019) lalu.
” Untuk penerangan jembatan brawijaya kalaupun kurang begitu terang akan kita evaluasi.Namun, hal ini tidak menjadi soal, lantaran fokus penerangan berada dibawah dan sudah tersorot lampu dari masing-masing pemilik kendaraan yang melintas ” kata Walikota Kediri, Abdullah Abu Bakar, usai peresmian jembatan Brawijaya.
Ditambahkanya, memang mayoritas penerangan jembatan baru Brawijaya mengunakan lampu LED yang tujuanya untuk meminimalisir beban dijembatan tersebut.
” Semua penerangan juga menggunakan lampu LED yanh tujuanya juga menghemat energi dan meminimalisir beban operasional jembatan ” tukasnya.
Sekedar diketahui, jembatan Brawijaya pembangunannya sempat mangkrak 4 tahun karena kasus korupsi. Ada tiga pejabat Pemkot Kediri yang telah divonis pengadilan Tipikor Surabaya.
Dan, jembatan Brawijaya direncanakan pada 2009 didesain konsultan perencana PT Geoplano Konsultan. Panjang jembatan 183,10 meter dan lebar 16 meter.
Untuk pembangunanya dimulai 8 Desember 2010 oleh PT Fajar Parahyangan Bandung selaku rekanan pemenang lelang.
Namun, pada 2013 terjadi putus kontrak dan pembangunan dihentikan. Biaya pembangunan yang telah dihabiskan saat putus kontrak mencapai Rp 47.231.600.440.
Lalu, pembangunanya dilanjutkan kembali Juni 2018 oleh PT Fajar Parahyangan Bandung dengan dana tambahan dari APBD Kota Kediri sebesar Rp 14.098.560.310.(bud)