Mereka yang mengikuti dengan cermat kualifikasi goyah Argentina untuk
menuju Piala Dunia Rusia tidak begitu terkejut dengan hasil imbang
melawan Islandia, dan tidak mengharapkan mereka untuk menundukkan
Kroasia meskipun mereka memiliki banyak pemain dengan bakat individu.
Untuk alasan yang sulit dimengerti, mereka tampak lamban dan kurang
kreatif di sepanjang tahun kepelatihan Jorge Sampaoli meski tetap
membanggakan Messi dan nama-nama besar lainnya seperti Paulo Dybala,
Gonzalo Higuain, Sergio Aguero dan Angel Di Maria.
“Kami akan belajar dari apa yang terjadi dan kami harus memiliki
kekuatan untuk memenangkan pertandingan berikutnya,” kata Sampaoli
setelah kekalahan Islandia, berusaha membangkitkan timnya ke dalam
kebesaran kolektif.
Namun demikian, Argentina sudah berpuasa selama 32 tahun sejak
terakhir memenangkan Piala Dunia dan 25 tahun terakhir sejak meraih
trofi Copa America pada tahun 1993.
Sementara Kroasia tidak kekurangan pemain berkualitas tinggi. Selain
Rakitic, mereka juga memiliki Luka Modric yang berbakat di lini
tengah, dan penyerang dengan naluri mencetak gol tinggi Mario Madzukic
di lini depan.
Dengan skuad terkuat mereka selama bertahun-tahun dan di posisi
terdepan dalam grup, Kroasia bermimpi untuk menyaingi kemenangan tahun
1998, ketika mereka mencapai semifinal Piala Dunia dan berakhir di
urutan ketiga setelah menang 2-1 atas Belanda di babak playoff,
demikian Reuters melaporkan.(nov)