“Saat ini jumlah motif batik Jatim telah mencapai 1300, dan ini tentunya semakin memperkaya kerajinan Jatim,” imbuhnya.
Pada kesempatan sama, Bude Karwo juga berpesan pada para pengrajin, agar bidang kerajinan dan fashion bisa terus maju maka perlu dilakukan modernisasi industri. Dengan demikian maka proses mulai dari hulu sampai hilirnya bisa didapatkan dengan mudah di daerah.
Hal ini penting dilakukan, karena saat ini kendalanya di sisi bahan baku sehingga menyebabkan high cost di sisi produksinya. Disamping itu, kerjasama antar kelompok pengrajin dengan membangun asosiasi pengrajin, serta dukungan dari pemerintah dan pengusaha juga sangat diperlukan.
“Harapannya proses hulu hilir mulai mendapat bahan baku, proses produksi, pengemasan, hingga pemasaran bisa diurusi dengan serius,” tukasnya.
Bude Karwo berharap, kehadiran Galeri Ida bisa menjadi alternatif jujugan selain galeri milik Dekranasda Prov. Jatim. Disamping itu, galeri ini diharapkan bisa memberi kesempatan bagi para pengrajin di Jatim untuk menitipkan barangnya.
“Semoga galeri ini bisa terus berkembang dan bisa merambah ke nasional maupun manca negara. Kerajinan yang ada disini sangat indah dan harganya sangat kompetitif,” pungkasnya.
Sementara itu, pemilik Galeri Ida Hj. Ida Kardani mengatakan, keinginannya mendirikan galeri seni berangkat dari keterlibatannya sebagai pengurus Dekranasda Prov. Jatim. Lewat kegiatan yang sering dilakukan oleh Dekranasda Prov. Jatim menyebabkan dirinya sering bertemu dengan praktisi seni dan pengrajin UMKM di Jatim.
“Berawal dari sinilah kami bertekad menjadi pengusaha seni dan handy craft. Semoga kami bisa memiliki daya saing tinggi sehingga bisa ikut meningkatkan perekonomian Jatim,” tukasnya. (fir)