Lapsus  

Larangan Ziarah Mekah, Jamaah Umroh Kelimpungan

Laporan Wartawan Transparansi : Kebijakan Saudi Arabia Bikin Bingung Penyelenggara Umrah

Larangan Ziarah Mekah, Jamaah Umroh Kelimpungan
Makin Rahmad di Kawasan Masjid Sepi Saat Ada Larangan Ziarah

KEBERANGKATAN Jamaah umroh medio pertengahan April 2018, saat berada di Mekah, sempat dibikin deg-degan. Usai melaksanakan umrah wajib dari Madinah Munawaroh dengan mengambil miqot di Bir Ali (Bikru Ali) di masjid Julzulaifah atau dikenal juga dengan sebutan masjid Sajarah (Pohon), karena adanya kebijakan dari pemerintah Kerajaan Saudi Arabia, melarang jamaah umroh untuk melakukan ziarah ke tempat-tempat yang populis untuk dikunjungi.

Tempat tempat yang dilarang itu seperti Padang Arofah, Musdalifah, Mina dengan mengambil miqot di Ji’ronah serta kawasan Hudaibiyah, menziarahi museum Haromain (museum Kiswah) areal pertenakan onta dan mengambil miqot di masjid Asy-Syumais (Hudaibiyah).

Kebetulan, H. S. Makin Rahmat, Penanggung Jawab KoranTransparansi.com dan WartaTransparansi.com serta Koran Transparansi (edisi cetak) sebagai Tour Leader (TL) PT. Arofahmina, Travel Umroh dan Haji Plus mendampingi 50 jamaah umroh pada tanggal 18 April 2018. Bos qubabooking, Ustadz Hamzah, dan kordinator Tim Handling Irsyadi sempat bingung dengan edaran resmi yang ditujukan kepada perusahaan dan muasasah penyelenggara umroh.

Apalagi disertai ancaman, kalau melanggar, selain sopir kena denda, perusahaan bus (Rawaheel) akan terancam pencabutan izin.

Bagaimana tetap memberikan pelayanan yang maksimal dan terus menjaga semangat jamaah dalam beribadah lebih aman, khusyuk, dan menyenangkan, trik TL dan dukungan para muthowif (guide) yang pengalaman mempunyai peran cukup penting. Apalagi, situasi dan keadaan lapangan seringkali tidak sesuai dengan buku panduan beribadah.

“Alhamdulillah, selama kami mendampingi jamaah dari Arofahmina, ustadz TL yang mendampingi jamaah sangat berpengalaman dan penuh perhatian sehingga cepat mengatasi segala persoalan di lapangan dengan solusi sebaik mungkin.

Intinya, tidak menganggu tujuan utama beribadah di dua tempat suci, yaitu Mekah-Madinah,” ucap Ustadz Sadrun, muthowif asli Lombok dan Ustadz Harun yang punya perhatian luar biasa untuk mensupport beribadah.

Labbaik Allahumma Labbaik. Labbaik Laasarikallabbaik. Maha besar Allah Dzat Yang Maha Suci dan semata berkat RidloNya, serta salam dan shalawat selalu tercurah kepada Baginda Muhammad SAW, keberangkatan jamaah umroh paket VIP dan Astandar 18-26 April 2018, berjalan lancar, banyak diberikan kemudahan.

 

Makin Rahmat Bersama Jamaah Arofahmina Sebelum Umroh di Hotel Pullman Mekah
Makin Rahmat Bersama Jamaah Arofahmina Sebelum Umroh di Hotel Pullman Mekah

Walaupun jumlah jamaah 50 orang dengan menggunakan dua bus Rawaheel, tetap semangat, sehingga proses perjalanan di Haromaian (Madinah dan Mekkah) penuh dengan kekompakan, kekeluargaan dan ibadah lebih khusuk, guyub dan rukun. Semua diluar dugaan dan kemampuan kita. Luar biasa.

Ibadah di Madinah

Perjalanan jamaah umroh 18 April, sesuai jadwal, mulai keberangkatan dari terminal T-1 Bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo hingga tiba Rabu malam (18/04/2018) sekitar pukul 22:45 WSA (Waktu Saudi Arabia), di bandara Prience Abdullah bin Abdul Aziz Madinah.

Usai melalui pemeriksaan imigrasi sekitar 1 jam baru seluruh jamaah bisa keluar dari terminal haji dan menuju ke hotel Rawda Royal Inn untuk paket VIP dan Hotel Nozol Royal Inn untuk jamaah paket Standar.

Sebetulnya, pembagian kunci sudah diberikan dalam perjalananan menuju hotel. Sampai di hotel, jamaah masih diperkenankan istirahat dan mengambil wudlu sekitar 45 menit. Pukul 01:45 WSA atau Kamis dini hari, seluruh jamaah berkumpul untuk melaksanakan shalat jamak takhir, Maghrib-Isya di halaman masjid Nabawi (sebelah kanan pintu utama), dekat pintu 17-18.

Usai shalat, jamaah pria minta diantarkan ke Raudlo sekalian mengenalan lingkungan di sekitar masjid. Kegiatan berakhir, sebelum adzan pertama Subuh di hari Kamis (19/04/2018). Sedang jamaah perempuan diantar ustadz Sadrun dan Ustadz Harun kembali ke hotel sambil menunggu untuk shalat malam dan Subuh tiba.

Alhamdulillah, sebagian besar jamaah pria bisa langsung menuju ke Roudlo (tempat mustajabah) antara rumah Rasulullah dengan mimbar masjid Nabawi. Waktu shalat Subuh yang sekarang mundur, yaitu 05:50 WAS, sempat membuat sebagian jamaah bingung dipikir saat Adzan pertama pukul 04.29 sudah waktunya shalat Subuh. Termasuk usai shalat harus menunaikan shalat jenazah berjamaah.

Patut disyukuri, di hari kedua di Madinah, jamaah bisa melakukan pengenalan dan ziarah di sekitar masjid Nabawi, termasuk ke Roudlo yang menjadi idaman setiap muslim ketika berada di Madinah.

Bahkan, jamaah perempuan mendapat kesempatan istimewa didampingi muthowifah Ustadzah Juni untuk mengawal ke Roudlo, usai sarapan, sekitar pukul 08.35 WSA. “Masya-Allah, begitu dahsyatnya ketika berada di Raudlo. Walau berdesak-desakan, air mata tidak bisa terbendung. Doa pun terasa beda. Allahu-Akbar,” kata Rochim, salah satu jamaah.

Sesudah Ashar, jamaah bisa berkumpul di pintu 22 dilanjutkan ke jalur kiri masjid Nabawi untuk mengikuti program ziarah dalam Madinah, sekaligus mengunjungi museum Al-Quran, masjid Abu Bakar, Masjid Ghomamah, hingga menjelang waktu Maghrib tiba.

Pada hari ketiga, Jumat (20/04/2018), agenda ziarah Kota Madinah juga berjalan lancar. Usai berjamaah Subuh dan sarapan mengikuti program Ziarah luar Madinah, pertama mendatangi masjid Quba dengan keadaan suci hadas dari hotel untuk menjalankan salat dua rakaat dengan faedah mendapat pahala setara dengan ibadah umroh.

Dari masjid Quba, jamaah mengunjungi kebun kurma Al Faisol. Seperti biasa, jamaah mulai memborong berbagai kebutuhan.

Target berikutnya, ziarah dilanjutkan ke Jabal Uhud, tempat 70 Suhada Uhud menjadi korban perang Uhud, termasuk paman Rasulullah Hamzah bin Abdul Muntholib dan Mus’ ab bin Umaer.