Lapsus  

Mampu Ibadah Maksimal, InsyaAllah Mabrur” Umrah ketika Madinah dan Makkah Berubah (11)

Mampu Ibadah Maksimal, InsyaAllah Mabrur” Umrah ketika Madinah dan Makkah Berubah (11)
Rombongan Umrah bersama Balubaid Tour and Travel

Dengan semangat menyelesaikan umrah utama, dan umrah kedua (sebagian dimanfaatkan untuk umrah badal), serta thowaf wada’ selama 3 hari di Makkah, hampir semua jamaah private Balubaid, mampu memaksimalkan ibadah di Masjidil Haram, walaupun berbeda beda cara memanfaatkan.

Tetapi, kesan saling memberikan semangat dan saling memberi dukungan, guna mencapai derajat ibadah maksimal sesuai kemampuan, semata mata karena Allah Subhanahu wa Ta’ala begitu tampak.

Ketika umrah kedua dengan mengambil miqot di ji’ronah pada malam hari setelah sholat Isyak, dengan suasana penuh kekhusyukan, juga suasana malam masjid legen itu. Bahkan jamaah begitu semangat dalam perjalanan 26 km menuju Masjidil Haram, walau ada satu jamaah dengan menggunakan kursi roda, tetapi hampir semua begitu sungguh sungguh dan semangat melaksanakan.

Sedangkan mengisi ibadah selain umrah, jamaah pria dengan segala keterbatasan selalu memanfaatkan pintu 99 dan 89 untuk mengikuti sholat fardhu Sementara jamaah wanita memanfaatkan maksimal dengan mendekat ke Ka’bah, walaupun harus berangkat pukul 02:30 WSA (Waktu Saudi Arabia), sehingga dapat beribadah sholat dan dizkir di dekat hijir Ismail, Maqom Ibrahim, dan Multazam.

Jamaah dari Surabaya, Widjanarko, Sukaji, Joko bersama isteri Kasmunah, serta jamaah Jakarta Sri Budiarti (Bu Cici), Imelda, dan Elyasih (Asih) dengan suami Zulkarnaen Ghozali, semua sejak di Madinah memanfaatkan waktu untuk ibadah dengan intensitas tinggi, dengan kemauan dan kamampuan maksimal.

Bahkan tidak berlebihan sesuai dengan doa doa yang dilantunkan ketika thowaf dan sa’i, insyaAllah mendapat predikat umrah mabrur. Mengapa? Karena tanda tanda itu terbaca dan nampak walaupun begitu tersembunyi.

Dalam suatu riwayat sebagaimana dilansir beberapa sumber bahwa
“Rasulullah SAW ditanya tentang haji mabrur. Rasulullah kemudian berkata, ‘Memberikan makanan dan santun dalam berkata.’ Al-Hakim berkata bahwa hadits ini sahih sanadnya tetapi tidak diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.”

Predikat memberi makanan dan santun dalam berkata, adalah akhlaq mulia dan tertinggi, sebagaimana Rasulullah diutus ialah untuk menyempurnakan akhlaq, dan berlaku santun dalam berkata adalah pintu menuju berbudi pekerti luhur atau akhlaq mulia dan santun.

Sedang memberikan makan adalah simbol dari implementasi rasa syukur kepada Ilahi Robbi, sebagaimana hadits Rasulullah, “Barangsiapa yang memberi makan kepada seorang mukmin hingga membuatnya kenyang dari rasa lapar, maka Allah akan memasukkannya ke dalam salah satu pintu surga yang tidak dimasuki oleh orang lain.” (HR. Thabrani).

Haji Mabrur adalah ibadah utama memenuhi panggilan, sedangkan umrah adalah bagian dari ritual haji. Umrah sendiri tanpa berhaji adalah mengerjakan sebagian dari rukun haji, sehingga kemabruran dalam umrah tanda tandanya sama dengan haji. InsyaAllah jamaah umrah private Balubaid mabrur, karena mampu memaksimal waktu untuk ibadah dan ibadah. Umrah mabrur adalah impian dan harapan jamaah karena sudah memenuhi panggilan Allah SWT. Dan hadir di masjid Nabawi Madinah Al Munawarah dan di Masjidil Haram Makkah Al Mukaromah, juga karena penggilan dan takdir dari Yang Maha Kuasa, Allah Subhanahu wa Ta’ala.