Lapsus  

Larangan Ziarah Mekah, Jamaah Umroh Kelimpungan

Laporan Wartawan Transparansi : Kebijakan Saudi Arabia Bikin Bingung Penyelenggara Umrah

Larangan Ziarah Mekah, Jamaah Umroh Kelimpungan
Makin Rahmad di Kawasan Masjid Sepi Saat Ada Larangan Ziarah

Sebelum kembali ke hotel, jamaah sempat mendapat keterangan dari muthowif sejarah masjid Khandaq dan Kiblaten. Kebetulan, hari Jumat seluruh jamaah mengikuti shalat di Masjid Nabawi al-Munawaroh as-Syarif. Usai Ashar, jamaah mengikuti program pemantapan manasih umroh di halaman masjid Nabawi dan persiapan perjalanan menuju ke Mekah.

“Kami juga mengintruksikan kepada jamaah untuk melaksanakan jamak takdir Maghrib-Isya saat tiba di Mekah, sebelum melaksanakan thowaf dan sai. Usai makan siang, seluruh jamaah bergerak menuju ke Mekah, atau sekitar pukul 14:35 WSA, menuju ke Bir Ali untuk mengambil miqot,” ujar Ustadz Harun yang berada di bus 2.

Larangan Ziarah di Mekkah

Perjalanan menuju Mekah, tidak ada kendala berarti. Diiringi bacaan talbiyah, sholawat dan kalimat thoyyibah, sekitar pukul 20;40 WSA memasuki kota, bersamaan dengan selesainya sholat berjamaah Isya’ di Masjidil Harom.

Sedikit istimewa, bus Rawahel disopiri Jainul dan Lalu dari Lombok begitu lihai hingga tiba di Pullman kawasan Zam-zam Tower untuk VIP dan Hotel Mira Ajyad untuk paket Hemat. Sambutan Irsyadi kordinator timQubabooking Saudi Arabia dibantu juga cekatan, hingga sebelum berangkat ke masjidil Haram, nyaris semua koper sudah terbagi ke kamar jamaah.

Labbaik Allahumma Labbaik. Alhamdulillah, kordinasi bersama Ustadz Sadrun dan Ustadz Harun, membantu proses pembagian kunci bagi jamaah. “Kami berbagi tugas, Ust. Sadrun lebih fokus di garis belakang.

23:00 WSA, usai makan malam dan kondisi jamaah siap tempur menyelesaikan thowaf dan sai, rombongan menuju masjidil Haram dan sepakat melaksanakan Jamak Takhir, Maghrib-Isya, sebelum menyempurnakan umroh, yaitu Thowaf, sai dan tahallul. Walau sempat saling menunggu proses penyesuaian pemakaian APS kepada jamaah berjalan lancar.”

Alhamdulillah pelaksanaan umroh pertama berjalan tertib, sangat terbantu dengan fasilitas APS atau headshet yang disediakan Arofahmina, termasuk bisa melakukan pemotretan di masjidil Haram dengan baground Baitullah dan terlihat dominan bangunan megah Zamzam Tower.

Pada hari Ahad malam, tim di Mekah sempat dibikin pusing dengan surat edaran dari pihak Kerajaan Saudi melarang seluruh tempat ziarah untuk dsinggahi. Padahal Senin (23/04/2018), kami harus ziarah Mekah sambil umroh dengan miqot di Ji’ronah. Setelah kordinasi dan musyawarah dengan Tim Mekah Ustadz Hamzah dan Irsyadi, diputuskan memakai perusahaan bus lain, karena pihak Rawaheel tidak berani mengantar.

“Kalau begitu pakai bus lain. Yang penting bisa ambil miqot di Ji’ronah,” kata Hamzah meminta ke Irsyadi.

Berikutnya, walaupun tidak sesuai agenda, jamaah melaksanakan agenda ziarah Mekah,mengunjungi Padang Arofah (tanpa turun di jabal Rahmah, Jabal Tsur, Musdzalifah, Mina, dan Jabal Nur (Gua Hiro), dilanjutkan mengambil miqot di masjid Ji’ronah untuk melaksanakan paket umroh kedua. “Kebetulan, hanya jamaah Arofahmina saat itu bisa turun ke Padang Arofah. Jadi, menambah semangat jamaah,” ulas Rofiqo, sopir yang mengantar jamaah.

Pada malam hari pun, jamaah begitu semangat mengikuti jadwal dipandu melaksanakan Tahajjud dan sholat di Khijir Ismail.

Alhamdulillah, banyak jamaah meneteskan air mata haru dan bahagia bisa berdoa di Khijir Ismail, setelah thowaf sunnah. “Suasana di tempat mathof memang agak krodit, karena jamaah pria tidak harus menggunakan ihram supaya bisa thowaf di bawah. Malah, ada beberapa jamaah diberikan kemudahan bisa mencium Hajar Aswad. Alhamdulillah,” tambah Nani, jamaah asal Surabaya.

Ternyata, muncul info terbaru, bahwa untuk bisa berizarah ke tempat yang dilarang, penyelenggara umroh harus menyerahkan daftar nama jamaah dengan nomor paspornya. “Kebetulan, Arofahmina sudah menyiapkan data komplit.

Jadi, tidak ada masalah berarti, besok jadwal ke Hudaibiyah bisa. Kalau pertenakan onta memang ditutup,” kata Sadrun, setelah kordinasi dengan tim Handling.

Memang, sesuai kesepakatan, Selasa (24/04/2018), usai sarapan, jamaah dengan menggunakan pakaian ihram dari hotel melaksanakan umroh di Hudaibiyah, Mekkah. Kebetulan izin masuk ke museum Haromain (museum Kiswah) ada kendala, karena menggunakan dua bus, akhirnya dapat jam 12 siang. Jadi, kami baru kumpul di loby Hotel masing-masing jam 10 siang.

Berikutnya, saat mendatangi pertenakan onta ternyata lokasi pertenakan sepi. Maka, jamaah sepakat melanjutkan perjalanan dan mengambil miqot di Hudaibiyah, masjid Asy-Syumais. Pelaksanaan umroh dari miqot Hudaibiyah juga berjalan lancar, hampir seluruh jamaah ikut program tersebut.

Pelaksanaan umroh ketiga juga berjalan tertib, kompak dan penuhh keguyuban. Beberapa jamaah yang pernah ikut umroh mengakui, ada nilai lebih dari umroh sebelumnya.

Menjelang kepuangan, Rabu dini hari (25/04/2018), mulai pukul 03:15 WSA, seluruh jamaah ikut program tausiah, sholat Hajat, Tahajjud. Karena mengambil lokasi di areal Thowaf, jamaah perempuan akhirnya pindah tempat. Alhamdulillah, proses shalat Tahajjud dan tausiah berjalan lancar. Saat thowaf wada’ sebelum shalat Subuh penuh dengan keharuan dan derai air mata.

Persiapan kepulangan ke tanah air menjadi hari yang begitu mendebarkan, sedih, gembira, dan gelisah berkecamuk. Sedih karena harus meninggalkan kota paling suci di muka bumi, gembira sebentar lagi kembali ke Indonesia untuk menemui keluarga dan kerabat yang selama ini bercengkrama.

Hal yang tidak disangka, tujuan menikmati jalan-jalan di Corniche kawasan Balad, Jeddah, terganggu dengan adanya peristiwa kebakaran. Jadi, jamaah akhirnya beralih ke beberapa tempat untuk berbelanja sesuai kebutuhan. “Waduh, kok ada kebakaran. Jadi, gak jadi ke tempat Sultan Murah dan Ali Murah,” keluh abah Sutopo.

Jamaah pun bisa sampai ke bandara Jeddah, sebelum pukul 17.15 WSA, sesuai dengan perencanaan awal. Saat menunggu terbang pun menjadi waktu menjemuhkan. Untungnya, beberapa jamaah terlihat lelap dalam kecapaian.

Setelah take off pukul 23.20 WSA, sebelum landing, akhirnya pesawat Saudi Airlines mendarat pukul 13. 40 WIB di bandara Internasional, Juanda Surabaya di Sidoarjo. Yang paling berkesan, terlihat wajah sumringah dari jamaah umroh. Mudah-mudahan umroh jamaah mabrur. Amiin ya rabbal ‘alamiin. Barokallah. (mat)