Tiga Harapan Kepala BNPB dalam PIT Riset Kebencanaan 2019

Tiga Harapan Kepala BNPB dalam PIT Riset Kebencanaan 2019

Bandung – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo secara resmi membuka Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) ke-6 Riset Kebencanaan Tahun 2019 di INA-DRTG BNPB, Sentul dan Universitas Pertahanan, Sentul, Jawa Barat, Selasa (18/6/2019).

Pertemuan Ilmiah tahunan (PIT) Riset Kebencanaan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan budaya riset dan teknologi dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan, riset dasar dan terapan dari berbagai jenis karakteristik bencana di Indonesia.

Kegiatan PIT telah diselenggarakan setiap tahun sejak tahun 2014. PIT kali ini mengusung tema : Inovasi Sosial dan Teknologi Kebencanaan menuju Revolusi 4.0. Harapannya adalah bahwa pertemuan ini dapat menjadi sarana untuk berbagi pengalaman dalam pengembangan ilmu dan teknologi (IPTEK) melalui pendidikan, riset dasar dan terapan dari berbagai jenis dan karakteristik bencana di Indonesia.

Kegiatan ini dapat mensinergikan kebutuhan kajian/penelitian di Indonesia sehingga dapat menjadi acuan bersama dalam mengembangkan pengetahuan kebencanaan di Indonesia sehingga menjadi referensi riset yang terintegrasi untuk penanggulangan bencana di Indonesia. Teknologi big data yang merupakan pilar revolusi industri 4.0 semakin dibutuhkan dalam penanggulangan bencana salah satunya untuk memperkuat mitigasi bencana berdasarkan dampak (impact based forcasting) dan peringatan berdasarkan risiko (risk based warning). Sistem deteksi dini diperlukan guna antisipasi bencana, mulai dari banjir, tanah longsor dan tsunami, alat deteksi ketahanan Gedung bertingkat dalam menghadapi gempa dan lain-lain.

Tiga Harapan Kepala BNPB dalam PIT Riset Kebencanaan 2019

Kejadian bencana saat ini memiliki kecenderungan semakin meningkat. Perbandingan kejadian bencana tahun 2018 dan 2019 dari kurun waktu 1 Januari – 31 Mei 2018 dan 1 Januari – 31 Mei 2019 meningkat sebesar 15,9 %. Dalam rentang waktu tahun 2009 sampai dengan tahun 2018 tercatat sebanyak 11.579 orang meninggal dan hilang akibat bencana, dengan kerugian rata-rata setiap tahunnya mencapai Rp 30 triliun. Bahkan untuk tahun 2018 saja, korban jiwa mencapai 4.814 jiwa. Dan Indonesia, adalah peringkat ke-2 dengan jumlah korban terbanyak akibat bencana di dunia.

“Tugas besar kita sebagai pelaku penanggulangan bencana adalah, bagaimana kita dapat memastikan adanya penurunan indeks risiko bencana di Indonesia serta meningkatnya kesiapsiagaan daerah dalam menghadapi bencana,” kata Doni Monardo dalam sambutannya.

Dalam ‘Pertemuan Ilmiah Tahunan Riset Kebencanaan’ ini, ada tiga harapan yang disampaikan Doni Monardo kepada Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia.

Pertama, budaya riset kebencanaan harus terus didorong melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) melalui pendidikan, riset dasar dan terapan.

Kedua, kajian kebencanaan yang dihasilkan para pakar harus berbasis pada kebutuhan serta dapat terintegrasi dalam mendukung penyelenggaraan penanggulangan bencana di Indonesia pada masa mendatang.