Kediri  

UKM Tari dan Karawitan UNP Kediri Warnai Wisuda dengan Harmoni Tradisi

Dari denting gamelan hingga gerak “Pesona Nusantara” dan “Gureh Dure”, mahasiswa lintas fakultas UNP Kediri menyalakan semangat budaya di panggung wisuda ke-67.

UKM Tari dan Karawitan UNP Kediri Warnai Wisuda dengan Harmoni Tradisi
Para penari dan penabuh gamelan dari UKM Tari dan Karawitan Ghitanala Nusantara Universitas Nusantara PGRI (UNP) Kediri berpose bersama usai tampil dalam prosesi Wisuda ke-67 di Kampus Nusantara, Kediri.(Foto: Moch Abi Madyan)

“Banyak karya yang kami tampilkan lahir dari kajian sejarah. Rektor sendiri mendorong agar karya seni di kampus ini punya nilai kesejarahan. Jadi bukan sekadar pentas, tapi juga bentuk penghormatan pada budaya bangsa,” ungkapnya.

Ia mencontohkan, dua karya tari baru baru-baru ini dipentaskan oleh UKM TK, yakni “Pesona Nusantara” dan “Gureh Dure”. Keduanya mencerminkan semangat eksplorasi budaya yang berakar kuat pada identitas lokal dan nasional.

“Karya Pesona Nusantara menonjolkan keindahan ragam budaya di Indonesia melalui perpaduan gerak dan irama tradisional. Sementara Gureh Dure berorientasi pada budaya Madura, menggambarkan semangat, keteguhan, dan karakter masyarakatnya yang kuat serta dinamis,” papar Wahyudi.

Ia menambahkan, pembelajaran di UKM TK tidak diarahkan untuk mencetak seniman semata, melainkan manusia yang memiliki kepekaan, disiplin, dan rasa kebersamaan.

“Belajar karawitan dan tari itu belajar mengelola perasaan, manajemen kelompok, dan etika. Karena karawitan adalah kerja tim, mahasiswa dituntut disiplin, tepat waktu, dan punya chemistry yang sama,” katanya.

Bagi Wahyudi, proses kreatif itu juga menjadi sarana mahasiswa untuk membangun karakter melalui seni.

“Kesenian itu tidak melulu soal pelestarian, tapi juga pengembangan. Anak muda yang mau memainkan gamelan atau menari dengan irama tradisi adalah hal luar biasa di era modern ini. Dari situ kita bisa menanamkan kebanggaan dan cinta terhadap budaya Nusantara,” ujarnya penuh semangat.

Rektor UNP Kediri, Dr. Zainal Afandi, menegaskan bahwa kehadiran gamelan di setiap prosesi wisuda merupakan bagian dari branding kampus. “Ini adalah branding UNP Kediri sebagai kampus yang mengembangkan seni budaya. Gamelan adalah budaya adi luhung bangsa kita, bukan hanya harus dilestarikan, tapi juga dikreasikan,” ujar Zainal.

Ia menilai pelestarian tanpa inovasi akan membuat tradisi kehilangan napasnya. “Kalau kita hanya melestarikan tanpa mengkreasikan, budaya tidak akan berjalan dinamis mengikuti perkembangan masyarakat,” ujarnya.

Wisuda ke-67 UNP Kediri, lanjut Zainal, menjadi momentum simbolik bagi mahasiswa untuk melangkah ke masyarakat dengan membawa nilai-nilai intelektual dan kultural. “Ini langkah awal bagi mereka untuk mengabdi pada bangsa. Kami berharap kemampuan dan kompetensi yang dimiliki bisa menjadi energi baru bagi kemajuan Indonesia,” katanya.

Dengan denting gamelan dan gerak tari yang berpadu dalam harmoni, UKM Tari dan Karawitan Ghitanala Nusantara bukan sekadar pengiring upacara. Mereka adalah penjaga nyala tradisi, penggerak semangat kebersamaan, dan wajah budaya kampus yang terus menari di antara modernitas.(*)

Penulis: Moch Abi Madyan