Surokim Abdussalam: Partai Golkar Harus Adaptif dan Transformatif Hadapi Tantangan Zaman

Surokim Abdussalam: Partai Golkar Harus Adaptif dan Transformatif Hadapi Tantangan Zaman
Pengamat Sosial Politik Dr. Surokim Abdussalam

SURABAYA (Wartatransparansi.com) – Partai Golkar tanggal 20 Oktober memperingati HUT ke 61 yang di isi dengan berbagai kegiatan. Diantaranya melakukan ziarah makam para pejuang partai, pejuang Kemerdekaan maupun para Pahlawan. Untuk Jawa Timur ziarah makam berlangsung di TMP Ngagel Surabaya.

Pengamat politik dari Surabaya Survey Center (SSC), Surokim Abdussalam, menilai partai berlambang pohon beringin tersebut masih memiliki potensi kuat untuk bertahan di papan tengah dalan peta politik nasional. Namun, ia menekankan pentingnya langkah adaptif dan transformatif agar Golkar tetap relevan di tengah perubahan sosial dan politik yang cepat.

“Prediksi saya, Partai Golkar masih akan berada di partai tengah. Tantangannya sekarang adalah bagaimana partai ini bisa naik kelas menjadi kekuatan utama atau tetap bertahan di posisi menengah,” ujar Surokim, Selasa (22/10/2025).

Menurutnya, Golkar perlu terus meneguhkan prinsip dasar sebagai partai karya kekaryaan yang mengutamakan kerja nyata bagi masyarakat. Upaya itu, kata Surokim, harus diwujudkan melalui program dan kebijakan yang solutif, relevan, dan responsif terhadap berbagai persoalan publik.

“Golkar harus terus adaptif dan transformatif sesuai prinsip dasarnya. Partai ini harus memperkuat peran solutif, menjaga relevansi, serta melakukan revitalisasi peran agar selalu hadir dan dekat dengan masyarakat yang tengah menghadapi beragam masalah,” jelasnya kepada Wartatransparansi.com.

Dekan FISIP Univ. Trunojoyo Madura lebih lanjut menilai bahwa keberhasilan Golkar di masa depan bergantung pada kemampuannya menjaga basis ideologis tradisional sekaligus memperluas jangkauan ke pemilih baru yang lebih dinamis. Ia menilai hal ini penting untuk menjaga kesinambungan partai dalam menghadapi perubahan generasi dan perilaku pemilih.

“Partai Golkar perlu menjaga konstituen ideologisnya, tetapi juga harus mampu ekspansif dengan menarik para pemilih baru yang rasional dan kritis. Inilah tantangan utama partai-partai besar di era demokrasi digital,” imbuhnya.

Surokim juga menyoroti pentingnya Golkar untuk mengembangkan “future practices”, yakni langkah-langkah inovatif yang memastikan partai tetap up to date dengan perkembangan zaman. Ia mencontohkan perlunya inovasi komunikasi politik digital, partisipasi publik yang inklusif, serta agenda kebijakan yang menyesuaikan dengan kebutuhan generasi muda.

“Golkar harus berani memodernisasi cara berpikir dan bekerja. Kalau ingin bertahan dan naik kelas, partai ini perlu menunjukkan bahwa ia mampu menjadi jembatan antara tradisi politik lama dan aspirasi politik masa kini,” tandasnya.

Sebagai partai berusia lebih dari enam dekade, Golkar dinilai masih memiliki infrastruktur politik yang kuat dan jaringan kader hingga ke akar rumput. Namun, menurut Surokim, kekuatan struktural itu harus dibarengi dengan transformasi ide dan gerakan politik yang segar, agar tidak terjebak pada rutinitas organisasi semata. Mi ikkon

“Momentum HUT ke-61 ini seharusnya menjadi refleksi bagi Golkar untuk memperbaharui visi dan praksis politiknya. Dengan begitu, Golkar tidak hanya menjadi partai yang besar secara struktur, tetapi juga relevan secara ide dan tindakan,” pungkasnya. (zal/min)