Hari Santri 2025 Dimata Kader Golkar, Cak Ma’ruf Serukan Santri Siap Hadapi Indonesia Emas 2045 dengan IMTAQ dan IPTEK

Hari Santri 2025 Dimata Kader Golkar, Cak Ma’ruf Serukan Santri Siap Hadapi Indonesia Emas 2045 dengan IMTAQ dan IPTEK
Ketua Bidang Pesantren DPD Partai Golkar Jawa Timur Dr. Ma'ruf (kanan) bersama H.RB. Zainal Arifin Penanggungjawab ngaji Taksin DPD Golkar Jatim

SURABAYA (WartaTransparansi.com) – Peringatan Hari Santri Nasional menjadi momentum penting untuk menegaskan kembali peran besar santri dalam membangun peradaban bangsa menuju Indonesia Emas 2045. Hal ini disampaikan oleh Dr. KH. Moh. Ma’ruf, Ketua Bidang Pesantren DPD Partai Golkar Jawa Timur, yang juga dikenal sebagai Cak Ma’ruf, dalam refleksi Hari Santri tahun ini.

Menurutnya, tantangan menuju Indonesia Emas memerlukan sumber daya manusia (SDM) unggul yang tidak hanya kuat dalam iman dan takwa (IMTAQ), tetapi juga menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). “Santri ke depan harus menguasai kitab kuning sekaligus memahami teknologi informasi agar mampu bersaing di era digital,” ujar Cak Ma’ruf, jebolan Pesantren Langitan Tuban sekaligus lulusan Pesantren Darul Ulum Jombang.

Ia menegaskan, santri memiliki potensi besar menjadi kader pemimpin bangsa. Sejak masa perjuangan, pesantren telah menjadi pusat gerakan kebangsaan, termasuk melalui Resolusi Jihad 1945 yang menjadi tonggak lahirnya semangat kemerdekaan Indonesia. “Pesantren sudah lebih dulu berdiri sebelum Indonesia merdeka. Santri adalah penggerak bangsa yang kokoh dalam IMTAQ dan IPTEK,” tambahnya.

Cak Ma’ruf menyoroti perlunya dukungan nyata dari pemerintah untuk memperkuat pesantren. Ia menyerukan agar alokasi dana 20 persen dari APBN juga diberikan untuk pengembangan pesantren sebagai bentuk apresiasi terhadap kontribusi besar lembaga tersebut dalam mencetak generasi berakhlak dan berilmu.

“Kemandirian pesantren tidak boleh hilang. Tafaqquh fi al-din (pendalaman ilmu agama) tetap harus menjadi ciri khas, namun penguasaan teknologi dan ekonomi mandiri juga perlu ditingkatkan,” tegas doktor lulusan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya itu.

Dalam semangat Hari Santri 2025, Cak Ma’ruf mengajak seluruh masyarakat pesantren untuk terus berbenah tanpa meninggalkan nilai-nilai luhur. Ia mengutip semboyan klasik pesantren, “Al-muhafadhotu ‘ala al-qadimis sholih wal akhdzu bil jadidil ashlah”, yang berarti mempertahankan hal-hal lama yang baik dan mengambil hal-hal baru yang lebih baik.

“Pesantren harus kuat, mandiri, dan menjadi role model pendidikan nasional. Lulusan pesantren dikenal hidup sederhana, berakhlak mulia, dan siap menjadi motor perubahan bangsa,” pungkasnya. (*)

Penulis: Fahrizal ArnasEditor: Amin Istighfarin