Surabaya Jadi Etalase Seni Rupa Lewat Gelaran ARTSUBS 2025

Surabaya Jadi Etalase Seni Rupa Lewat Gelaran ARTSUBS 2025
Pameran seni rupa kontemporer bertajuk ARTSUBS 2025 kembali digelar untuk kali kedua di Kota Surabaya, Jawa Timur.

Sementara itu, Direktur Utama ARTSUBS 2025, Rambat, menyampaikan terima kasih atas dukungan Pemerintah Kota Surabaya terhadap penyelenggaraan kegiatan ini.

“Saya gembira sekali bisa menyelenggarakan ARTSUBS yang kedua. Saya ucapkan terima kasih untuk Pemkot Surabaya yang sudah memberi keleluasaan untuk kami menyelenggarakan event ARTSUBS ini,” kata Rambat.

Ia berharap ARTSUBS dapat menjadi tolok ukur baru dalam penyelenggaraan seni rupa kontemporer di Indonesia.

“Saya ucapkan selamat untuk Kota Surabaya, akhirnya mempunyai event annual seni rupa. Mudah-mudahan ARTSUBS menjadi salah satu barometer sebuah event di Indonesia,” harapnya.

Kurator ARTSUBS 2025, Nirwan Dewanto, juga memberikan apresiasi kepada seluruh seniman yang berpartisipasi.

“Dengan ini saya kira Surabaya akan menjadi satu sentra window display pertumbuhan seni rupa yang penting,” katanya.

Nirwan menilai, Surabaya memiliki potensi besar untuk disejajarkan dengan kota-kota pusat seni rupa di Indonesia. “Surabaya akan menjadi setara dengan Jakarta, Jogja, dan kelak kemudian hari dengan kota-kota lain,” tambahnya.

Senada dengan Nirwan, kurator lainnya, Asmudjo J. Irianto, menekankan pentingnya kehadiran Surabaya dalam peta seni rupa nasional.

“Jadi sebetulnya salah satu target utama dari ARTSUBS ini membuat Surabaya ada dalam peta praktik seni rupa kontemporer di Indonesia,” kata Asmudjo seraya memastikan bahwa ARTSUBS akan kembali digelar tahun depan.

Sebagai informasi, tema “Material Ways” dalam ARTSUBS 2025 bertujuan untuk mengajak publik memahami bahwa bahan dan medium bukan sekadar alat, melainkan bagian dari bahasa visual dan naratif seni.

Beragam material seperti plastik, kaca, limbah, hingga teknologi digital dan video digunakan sebagai media ekspresi. Pameran ini juga mengadopsi teknologi mutakhir seperti augmented reality (AR) dan video art, yang menciptakan dialog menarik antara bentuk seni konvensional dan kontemporer berbasis teknologi. (*)

Editor: Wetly