“Karena saya, Pak Kapolres, dan Pak Dandim juga ingin bagaimana Surabaya terasa aman. Tapi yang pasti tadi, kalau memang penjaga kampung membutuhkan biaya, tapi yang dahulu penjaga kampung tidak membutuhkan biaya, maka kalau bisa warga ada yang bergantian menjaga kampung,” harapnya.
Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Luthfie Sulistiawan mengatakan, polrestabes akan berkolaborasi bersama pemkot menjaga keamanan Surabaya.
Luthfie menjelaskan, langkah yang akan dilakukan adalah melakukan pemasangan portal di setiap kampung. Selain itu, polrestabes bersama pemkot akan meningkatkan patroli bersama tiga pilar.
“Bahwa prinsipnya bagaimana menghilangkan kesempatan. Itu yang pertama dengan portal, dengan peningkatan patroli, dengan tiga pilar yang kita giatkan. Tetapi juga saya katakan, bahwa menghilangkan niat juga menjadi satu hal yang tidak bisa dinafikan,” katanya.
Selain itu, Luthfie juga menegaskan, dalam menjaga keamanan juga perlu melibatkan tokoh masyarakat serta melakukan edukasi kepada masyarakat. “Tidak saja mengedukasi supaya tidak menjadi pencuri, tapi juga mengedukasi bahwa memiliki kendaraan tanpa surat itu juga menyerupakan aib,” tegasnya.
Berdasarkan data dari kepolisian sepanjang tahun 2025, sebanyak 80,4 persen motor hasil curian mengarah atau dilarikan ke Pulau Madura. Selain Pulau Madura, wilayah seperti Kabupaten Gresik, Pasuruan, hingga kawasan Tapal Kuda juga menjadi tujuan pelarian sepeda motor hasil curian.
“Jadi dari hasil pelaku yang kita tangkap kita lakukan screening tujuannya ke mana saja, itu data yang kita dapat (80,4 persen) itu dari awal 2025 sampai sekarang,” ungkapnya.
Polrestabes Surabaya terus melakukan penindakan hukum terhadap para pelaku curanmor. Ia menyebutkan, Tim Reskrim dalam satu pekan bisa menangkap rata-rata 10 pelaku aksi curanmor.
“Beberapa upaya kita lakukan, penegakan hukum kita lakukan dalam satu minggu rata-rata menangkap 10 pelaku curanmor,” pungkasnya. (*)