Opini  

Jambore Ranting Yosowilangun Diikuti 1800 Pramuka Penggalang

Jambore Ranting Yosowilangun Diikuti 1800 Pramuka Penggalang
Muchamad Taufiq

Jambore (jamborette) menurut Baden Powel dihubungkan dengan pertemuan pemuda terbesar yang pernah ada. Jambore dalam Gerakan Pramuka didasarkan pada SK Kwarnas No.132/KN/1976 tentang Perkemahan Besar Penggalang. Jambore dititik beratkan pada kegiatan persaudaraan. Dalam jamboree terjadi proses membina dan meningkatkan rasa kekeluargaan, persaudaraan, pengetahuan dan keterampilan para Pramuka yang menarik, sesuai dengan keperluan dan kepentingan anak/pemuda dewasa ini.

Penyelenggaraan jambore ditujukan untuk: menanamkan, memupuk dan mengembangkan rasa cinta pada Tuhan Yang Maha Esa untuk memperteguh keyakinan beragama. Rasa persahabatan/persaudaraan dan jiwa sosial baik antara sesama Pramuka maupun antara Pramuka dan masyarakat, rasa cinta pada alam, bangsa dan negara, serta mempertebal kepercayaan pada diri sendiri, dan jiwa patriotisme untuk menggalang kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia. Jadi bagi para Pembina Pramuka, wajib memahami makna sebuah kegiatan sebagai alat bukan tujuan semata.

Kwarran Yosowilangun adalah pintu sisi Tenggara Kabupaten Lumajang dari arah Jember. Jamran adalah kegiatan rutin tahunan untuk memperingati Hari Pramuka. Kali ini sebagaimana disampaikan kak Kholil diikuti 90 Gudep SD/MI, SMP/MTs. Peserta Jambore adalah Gen-Alpha yang lahir pada tahun 2010-2024. Mereka adalah generasi pertama yang lahir dan tumbuh dalam era digital yang sepenuhnya terhubung dengan teknologi, internet dan media sosial. Gen-Alpha atau ‘anak-anak milenium’ merupakan generasi termuda saat ini. Mengingat generasi ini masih berada di usia anak-anak, maka karakteristik umumnya masih belum terlihat jelas. Sehingga pola pembinaan yang tepat akan sangat menentukan masa depan mereka.

Gen-Alpha membutuhkan concern bagi orang tua. Dibutuhkan strategi khusus untuk mendidik anak-anak yang lahir pada generasi ini agar mereka menjadi anak yang mahir teknologi namun tetap menghargai nilai-nilai kekeluargaan. Membangun nilai-nilai luhur dalam keluarga. Pendidikan kepramukaan sebagai ekstrakurikuler merupakan jawaban yang paling tepat.