Dengan adanya kios pracangan TPID ini, lanjut Ali Kuncoro juga agar masyarakat Kota Mojokerto mendapatkan harga bahan pokok dengan harga paling murah. Dikarenakan inflasi Kota Mojokerto masih rendah, dan harus dijaga terus agar inflasi di Kota Mojokerto selau rendah.
“Inflasi di Kota Mojokerto masih rendah, kita harus jaga terus inflasi di Kota Mojokerto agar selalu rendah, inflasi di Kota Mojokerto hingga hari ini di 2,64%, dan index harga konsumen kita masih juga terkendali,”tambahnya.
Menurut Pj Wali Kota Mojokerto dan Kepala Diskopukmperindag, Ani Wijaya adanya peracangan TPID sangatlah efektif dikarenakan ketika harga bahan pokok di pasar semakin meningkat, secara otomatis warga mencari harga yang termurah. Maka peracangan TPID bisa jadi salah satu solusi untul mendapatkan harga sembako yang dibawah harga eceran tertinggi.
“Jadi ini fungsinya untuk stabilitator, kalau di pasar terlalu tinggi, maka peracangan TPID akan menjadi sebuah rujukan. Ketika peracangan TPID tidak mampu, maka otomasti Pemkot Mojokerto akan lakukan oprasi pasar untuk mengintervrensi supaya harga tetap terkendali dan inflasi kita terkendali,”jelas Ani Wijaya.
Masih penjelasan Ani Wijaya, untuk persediaan setok atau distribusi dipastikan terjaga dengan baik. Khusunya untuk beras dan minyak goreng nantinya akan disuport oleh bulog. Sedangkan penyebab inflasi tertinggi bahan lainnya seperti cabai, dikarenakan masa konsumsi cabai sangat pendek dan cepat busuk.
“Saya sudah tanya kepada bulog, apa tidak ada penugasan untuk mengintervrensi terkait cabai. Sampai sekarang belum, dikarenakan memang cabai ini dianggap sesuatu yang akan muncul tahunan. Dan kita harapkan melalui program PKK rumah rumah itu bisa menanam sendiri untuk masalah cabai,” pungkasnya. (*)