Hingga saat ini masih viral membicarakan komentar Rocky Gerung. Dengan kepandaian silat lidahnya mampu menghipnotis kelompok yang merasa dibenarkan. Sebaliknya, barisan yang sudah muak dengan celoteh Rocky Gerung, menganggap ucapan sang profesor tidak pantas dan beraroma fitnah.
Selanjutnya menimbulkan polemik, pro-kontra yang mencuat menjadi perdebatan merembet pada persoalan prinsip, keyakinan termasuk membahas tentang hidayah. Semua tahu, bahwa Rocky Gerung bukan muslim, namun diberikan panggung khutbah untuk memberikan hujjah (dalil dan pemikiran) yang dianggap pantas.
Tentu kurang elok terlibat lebih dalam mencampuri perilaku orang lain. Kami tetap yakin dan percaya, bahwa siapa pun ketika menyampaikan statement dan komentar bernada arogan, berbau ghibah, dengan bahasa vulgar sangat tidak patut untuk dijadikan tauladan.
Yakinlah, bahwa setiap perbuatan baik yang kita lakukan tidak lepas dari bimbingan dan hidayah Allah SWT. Maka jika kita telah berbuat baik dan beramal, jangan sombong, menganggap atas inisiatif kita. Tapi hal tersebut terjadi karena ijin dan hidayah Allah.
Setiap perilaku kita sejatinya melewati lintasan-lintasan (khotroh) Allah. Ada empat sumber lintasan Allah yang dilalui manusia.
Pertama khotroh ilahiyah, lintasan yang diilhamkan dan hidayah dari Allah SWT. Ada juga khotroh syaitoniyah, khotroh ini dibisikkan, dihembuskan oleh setan. Berikutnya, khotroh malakiyah, dibisikkan malaikat untuk menguatkan, memotivasi manusia agar terus di jalan Allah. Dan yang terakhir ada khotroh nafsiyah kita sendiri. Khotroh nafsiyah ini sendiri merupakan lintasan yang terbit dari nafsu manusia itu sendiri.
Khotroh nafsiyah berawal dari stimulan-stimulan syahwat yang ada pada sekitar manusia itu sendiri baik yang kita lihat, kita rasakan maupun yang kita alami. Maka tatkala kita bisa menahan dari khotroh nafsiyah maka akan hadir khotroh ilahiyah yang merupakan hidayah Allah. Suatu contoh, jika kita menghadiri sebuah kajian, sebuah majelis ilmu, maka hal tersebut semata-mata terjadi untuk memenuhi ridha dan hidayah dari Allah.
Sesuai firman Allah dalam surat Azzumar ayat 22:
*أَفَمَنْ شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ فَهُوَ عَلَىٰ نُورٍ مِنْ رَبِّهِ ۚ فَوَيْلٌ لِلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ ۚ أُولَٰئِكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ*
“Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.”
Dalam kajian ayat tersebut sudah sangat jelas yang mana kepahaman, perbuatan yang dilakukan oleh manusia sumbernya adalah di hati. Kita harus yakin Al Qur’an penuh kebenaran bahwa orang jahil itu bukan pada otaknya tetapi pada hatinya.
Setelah iman itu diproses dengan selalu ingat kepada Allah, maka lambat laun hati menjadi sangat terang, ia terasa sekali dengan sangat jelas. Seperti jelasnya hati orang yang mengalami kegelapan, sering dzikir, maka sinar itu semakin menerangi dada (hati) kita.