Tentunya bukanlah sekedar arti medali emas namun sarat didalamnya tentang semangat, pengorbanan dan perjuangan.Termasuk perjuangan menahan emosi atas berbagai provokasi yang akan menggagalkan sebuah keberhasilan.
Momentum ini sangat meneladani masyarakat Indonesia sekarang dan momentum ini sebenarnya juga diilhami nilai-nilai luhur masa lalu. Persatuan dan sekali lagi persatuan Indonesia adalah good starting point untuk meraih prestasi gemilang dan kejayaan bangsa Indonesia sebagaimana zaman kencono rusmini di era Majapahit.
Kedaulatan bangsa dan kewibawaan Indonesia dimata dunia sudah saatnya dirajut kembali secara bersama atas kesadaran keindonesiaan kita.
Pemuda Soetomo dan BO adalah momentum emas 115 tahun lampau. Satu abad lebih kita mendapat pelajaran dari sejarah dan selama itu pula kita ulang-ulang setiap tahunnya dengan peringatan agar bangsa Indonesia selalu ingat.
Namun jauh lebih penting dari sekedar sebuah peringatan adalah implementasi konkret pikiran dan perbuatan kita sebagai komponen bangsa.
Mendesak bagi kita untuk segera berbuat yang terbaik demi negara dimasing-masing bidang yang digeluti. Tinggalkan ego pribadi yang merusak kebersamaan, pupus ego sektoral yang menghambat kemajuan dan kubur dalam-dalam karakter yang merugikan kemandirian bangsa.
Kebangkitan itu bukan sekedar diucapkan namun kebangkitan itu untuk diwujudkan dalam bentuk bangkit melawan korupsi, bangkit menegakkan demokrasi Indonesia, bangkit untuk berprestasi dan bangkit mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Mewujudkan negara yang adil dan makmur, adil dalam kemakmuran dan makmur dalam keadilan. Itulah cita-cita kita bersama sebagai bangsa yang beradab dan sebagai bangsa yang telah kaya dengan berbagai pengalaman hidup sejak dimasa pergerakan, masa kemerdekaan dan masa pembangunan hingga saat ini.
Tanggal 20 Mei ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional, yaitu hari nasional yang bukan hari libur telah ditetapkan oleh pemerintah Indonesia melalui Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959 untuk memperingati peristiwa Kebangkitan Nasional Indonesia.
Kebangkitan memang tidak pernah libur dan seharusnya demikian. Kebangkitan harus senantiasa kita patri setiap hari. Kebangkitan harus tidak pernah berhenti. Kebangkitan harus senantiasa diperjuangkan guna memberikan penguatan baru dan baru setiap saatnya seiring dengan perkembangan zaman dan tantangannya. Kebangkitan budaya, kebangkitan pendidikan dan kebangkitan berpikir harus terus digemakan direlung hati segenap anak bangsa.
Kekuatan berpikir, kekuatan pendidikan, kekuatan budaya serta kekuatan memahami sejarah bangsa Indonesia adalah sumber potensi kekuatan bangsa. “Semangat untuk Bangkit” mulai sekarang. (*)