Opini  

MENALAR HARGA KORUPSI DAN KEMISKINAN

MENALAR HARGA KORUPSI DAN KEMISKINAN
Muchamad Taufiq

Mengapa? perilaku korup dapat terjadi karena dorongan prilaku keluarga. Kaum behavioris mengatakan bahwa lingkungan keluargalah yang secara kuat memberikan dorongan bagi orang untuk korupsi dan mengalahkan sifat baik seseorang yang sudah menjadi traits pribadinya.

Mari kita cermati interaksi suami-istri dalam keluarga.
Di Indonesia, suami sebagai kepala keluarga bertanggung jawab penuh untuk menafkahi keluarga. Pengelolaan keuangan diserahkan kepada istri.

Sementara suami masih membutuhkan uang untuk bersosialisasi dan bermasyarakat sebagai representasi dirinya. Apalagi jika sang suami memiliki jabatan dan status sosial tertentu. Inilah pangkal godaan untuk melakukan korupsi. Teori solidaritas sosial memandang bahwa watak manusia sebenarnya bersifat pasif dan dikendalikan oleh masyarakatnya (Emile Durkheim).

Gaya hidup keluarga akan sangat berpengaruh terhadap perekonomiannya. Pendapatan tidak mencukupi merangsang seseorang untuk memanfaatkan peluang. Semua berawal dari niat karena peluang itu dapat diciptakan. Inilah faktor internal yang mendorong perilaku korup.

Dibutuhkan benteng moralitasnya yang kuat dalam keluarga. Instabilitas politik, kepentingan politis, meraih dan mempertahankan kekuasaan merupakan aspek eksternal perilaku korup. Maraknya permintaan bantuan sosial kemanusiaan (langsung/ proposal) juga dapat menjadi godaan atas nama eksistensi diri dan gengsi jika keihlasan tidak ditumbuhkan.

Apalagi tahun politik sudah didepan mata, maka aktifitas politik dapat menggelincirkan kita ke jurang korupsi. Dinamika komunikasi, kampanye, dan marketing politik selalu bersentuhan dengan uang maka perlu mengedepankan kehati-hatian sehingga terwujud proses yang berkualitas.

Sejatinya “kampanye politik sebagai strategi kontrol sosial dalam rangka mengarahkan psikologi dan perilaku pemilih untuk menyesuaikan dan pada saatnya menuruti apa yang diprogramkan oleh partai politik” (Rais& Pasiley: Public Communication Campaign), sehingga semua anak bangsa berkewajiban handharbeni dalam menciptakan tahun politik yang bermutu dan bertanggung jawab. “Vox Populi, Vox Dei” suara rakyat adalah suara Tuhan. Junjung tinggi kemuliaan suara meski tidak semudah ungkapan retorik dan romantik belaka. Suara kita adalah investasi untuk masa depan bangsa yang bahagia atau sengsara.

Nilai-nilai anti korupsi yang perlu dikembangkan: kejujuran, kepedulian, kemandirian, kedisiplinan, tanggung jawab, kerja keras, kesederhanaan, keberanian dan keadilan.

Penyebab korupsi terdiri atas faktor internal dan eksternal. Faktor internal sangat ditentukan oleh value anti korupsi yang tertanam dalam diri setiap individu. Keluarga dan gaya hidup sangat menentukan komitmen seseorang terhadap mental anti korupsi.

Dukungan aspek organisasi terhadap pencegahan korupsi harus jelas yaitu: sikap keteladanan pimpinan, kultur organisasi yang benar, sistem akuntabilitas yang memadai dan benar, sistem pengendalian manajemen dan pengawasan yang kuat. “Jadilah orang yang membantu membangun masyarakat yang lebih baik”. (*)

*) Penulis adalah Akademisi ITB Widya Gama Lumajang, dan Triner Pendidikan Anti Korupsi (Bersertifikat)