Selain gubernur Khofifah, Dialog Kebangsaan juga dihadiri Menkopolhukam Mahfud MD, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X, Wakapolda Jatim, Pangdam V Brawijaya, ulama, akademisi dan tokoh masyarakat.
Dalam kesempatan itu, Mahfud MD mengingatkan bangsa Indonesia menghadapi situasi yang kurang lebih sama. Pada 2023, akan terjadi bencana ekonomi luar biasa. Kalau kita tak setangguh 1945 maka kita akan gagal. “Akan terjadi resesi dan inflasi di semua negara. Saat ini, ada 16 negara yang harus mendapat bantuan dari IMF. Kemudian 32 negara lagi sudah antre. Indonesia belum antri dan kita berusaha tidak antre,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Gerakan Peradaban Indonesia (GPI) Achmad Zaini selaku penyelenggara kegiatan bersama BPIP dan Unitomo Surabaya melaporkan mengatakan kegiatan ini menjadi salah satu rangkaian dari keinginan bersama para tokoh nasional untuk melakukan Sumpah Peradaban yang rencananya akan dilakukan di Tugu Pahlawan pada pertengahan 2023 nanti.
“Melalui kegiatan ini memang menjadi tekad bersama untuk menyegarkan kembali kondisi bangsa Indonesia saat ini yang mengalami banyak tekanan global. Hingga risikonya bisa memecah belah bangsa. Untuk mempersatukan kembali tentunya diperlukan tekad kembali ke falsafah bangsa Indonesia yakni mengamalkan Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara Indonesia,” ungkapnya.
Hal senada juga disampaikan Rektor Universitas Dr Soetomo (Unitomo) Siti Marwiyah. Menurutnya, acara dialog kebangsaan ini merupakan hasil kolaborasi Kampus Unitomo dengan GPI dan Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP) dan difasilitasi oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. “Tujuan dialog kebangsaan ini untuk menguatkan nilai-nilai kebangsaan dalam rangka membangun peradaban Indonesia yang juga mendapat perhatian tidak saja di internal, tetapi juga dunia internasional,” katanya. (sr/min)