Munas APEKSI Perkuat Sinkronisasi Program Pusat-Daerah

Munas APEKSI Perkuat Sinkronisasi Program Pusat-Daerah
Musyawarah Nasional (Munas) VII Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) Tahun 2025 resmi dibuka di Grand City Convention Hall Lantai 3, Surabaya, Kamis (7/5/2025).

SURABAYA – Musyawarah Nasional (Munas) VII Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) Tahun 2025 resmi dibuka di Grand City Convention Hall Lantai 3, Surabaya, Kamis (7/5/2025). Mengusung tema “Dari APEKSI untuk Negeri”, agenda nasional ini menjadi forum strategis dalam memperkuat sinergi antara pemerintah pusat dan daerah demi pembangunan berkelanjutan.

Pembukaan Munas VII APEKSI 2025 ditandai dengan pemukulan alat musik tradisional tambora oleh Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Republik Indonesia, Bima Arya Sugiarto, bersama Wali Kota Surabaya sekaligus Ketua Dewan Pengurus APEKSI, Eri Cahyadi. Hadir pula, Direktur Eksekutif APEKSI, Alwis Rustam, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak serta 98 wali kota anggota APEKSI dari seluruh Indonesia.

Dalam sambutannya, Ketua Dewan APEKSI Eri Cahyadi menyampaikan rasa syukur atas kelancaran pelaksanaan Munas VII di Kota Surabaya. Baginya, APEKSI adalah rumah seluruh kota yang ada di Indonesia. “Maka ketika ada yang mengatakan rumahku adalah surgaku, maka APEKSI ini harus kita jadikan surga seluruh wali kota yang ada Indonesia,” ujar Eri.

Menurutnya, semangat kebersamaan dalam APEKSI, harus menjadi landasan utama dalam mendorong pemerataan pembangunan antar kota. Nah, ketika APEKSI menjadi rumah bagi seluruh kota, maka tidak ada yang lebih baik di antara yang lainnya.

“Selalu saya katakan APEKSI ini gagal ketika ada kota yang terlalu maju, tapi ada kota yang tertinggal karena kota yang maju tadi. Tapi bagaimana kita menjadi keluarga, ketika kita satukan semuanya menjadi satu kekuatan, yang akhirnya tidak ada kesenjangan yang jauh antara satu kota dengan kota yang lainnya,” katanya.

Karena itu, Eri menegaskan pentingnya kolaborasi antar wali kota, bukan saling berkompetisi, demi mewujudkan pemerintahan yang selaras dengan visi nasional. Untuk itu, ia memandang bahwa saat ini adalah waktunya bagi seluruh wali kota bergandengan tangan menguatkan satu dengan yang lainnya. “Jadi bukan siapa yang terbaik, bukan mengatakan siapa yang paling harus jadi nomor satu, karena APEKSI ini menjadi satu kekuatan kebersamaan,” katanya.

Eri juga menekankan pentingnya penyelarasan antara visi dan misi kota dengan visi misi Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto. Karenanya, salah satu tujuan utama dari Munas VII APEKSI 2025 adalah bagaimana menyelaraskan program antara pemerintah kota dengan pusat.

“Acara APEKSI ini adalah menyelaraskan, setiap wali kota memiliki visi dan misi, maka visi dan misi kita harus sama dengan visi misi Bapak Presiden. Kita memiliki RPJMD, maka RPJMD kita itu adalah RPJMD yang terus menguatkan visi misi presiden yang dituangkan dalam RPJMN,” jelasnya.

Ia mencontohkan program prioritas nasional seperti penanganan stunting yang harus dijalankan secara konkret oleh para kepala daerah.

“Contoh, kalau Pak Presiden berbicara stunting, maka visi misi kita juga akan berbicara stunting. Siapa yang bekerja di dalam daerah? Ya kota-kota. Yang pasti Pak Wali Kota dan Ibu Wali kota. Maka di sini akan ada garis tegak lurus antara APEKSI dengan pemerintah pusat, maka insyaallah kemiskinan, stunting akan hilang ketika kita memiliki kebersamaan. Maka inilah yang menjadi satu kekuatan APEKSI,” tegasnya.

Editor: Wetly