“Coba dilihat dari lobi stasiun, tumbuhan liar di samping jalan masuk atau bekas lapak pedagang yang dirobohkan tahun lalu. Dibiarkan tanpa ada tindaklanjut, hingga menjadi hutan seperti saat ini. Belum lagi jalannya juga demikian, aspal mengelupas dan banyak lubang disana-sini serta kotor sekali. Intinya infrastruktur stasiun Bangil kumuh dan kotor, tidak seperti stasiun pada umumnya(bersih, aman dan nyaman),”terang warga asal Bangil ini.
Hal senada juga dilontarkan oleh Rohmad(40) pelanggan kereta api comuter Pasuruan-Surabaya,”jika diruntut mulai stasiun Surabaya Kota hingga stasiun Pasuruan, yang terkotor dan kumuh hanya stasiun Bangil. Tak ada perawatan sama sekali, khususnya di area parkir dan jalan masuknya.Apalagi dibekas bongkaran lapak pedagang, sangat jelek tak terurus sama sekali. Bahkan tak sedikit para calon penumpang yang melihat ular sebesar lengan orang dewasa yang berada dibekas bongkaran tersebut,”timpalnya.
Saat hal ini coba dikonfirmasikan pada Lukman Humas PT.KAI Daops 8 Surabaya melalui telepon selularnya, tidak aktif dan pesan whats-up hanya centang satu. Pun demikian pula saat hendak di konfirmasikan pada Mawan Kepala Stasiun Bangil, yang bersangkutan menurut sekuriti setempat tidak ada di ruangannya. Hingga berita ini ditayangkan tidak ada hasil konfirmasi dari kedua pejabat tersebut.(*)