Opini  

Puan Lawan Ganjar: Senjakala PDIP

Puan Lawan Ganjar: Senjakala PDIP

Namun kerja-kerja yang dilakukan LGP rupanya belum menampakkan hasil, justru tergusur ambisi Puan dan Ganjar (serta para pendukungnya) menjadi Presiden/Wakil Presiden. Ambisi kedua tokoh ini niscaya mengorbankan kinerja dan prestasi PDIP itu sendiri: dari “juara pertama” dua kali berturut-turut, (besar kemungkinan) akan terpeleset ke posisi kedua atau bahkan ketiga.

Jika Ganjar Pranowo diusung koalisi partai lain di luar PDIP sebagai calon presiden, (suatu hal yang sering dilontarkan para elite politik), maka keterbelahan PDIP akan makin dalam. Pendukung Ganjar di tubuh PDIP yang kecewa karena gubernur Jawa Tengah ini tidak didukung di “rumahnya sendiri”, kemungkinan besar akan mengalihkan suaranya ke partai lain yang mencalonkan Ganjar sebagai presiden.

Suara yang beralih itu akan signifikan, mengingat tingkat keterpilihan (elektabilitas) Ganjar sebagai calon presiden paling tinggi dalam sejumlah survei opini publik. Elektabilitas Ganjar dalam survei terbaru Lembaga Survei Indonesia pada akhir Agustus 2002 adalah 24,5 persen; jauh di atas Puan yang 1,3 persen.
Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada Agustus 2022 menyimpulkan PDIP kemungkinan besar akan memenangi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, kalau mencalonkan Ganjar sebagai presiden.

Kesimpulan itu dapat diartikan, kalau PDIP mencalonkan Puan, tidak akan menang dalam Pilpres; konsekuensinya kemungkinan besar juga tidak akan menang dalam Pileg. _Senjakala PDIP pun tiba_.

Memang masih terbuka kemungkinan bagi Puan dan Ganjar membuka dialog untuk mencari jalan keluar terbaik demi kepentingan partai. Jika PDIP akhirnya bersedia mencalon Ganjar, maka PDIP akan menorehkan prestasi sebagai partai yang memenangi Pileg tiga kali berturut-turut.

Jika tidak, konflik internal akan meningkat; kader, pendukung, dan simpatisan PDIP akan terbelah; si “banteng moncong putih” akan menjadi “banteng matador” yang tubuhnya lemah lunglai berdarah-darah ditusuki tombak dan panah. (*)