banner 728x90
Opini  

Pengembangan Kurikulum KKNI dan Kurikulum Merdeka

Pengembangan Kurikulum KKNI dan Kurikulum Merdeka
Achmad Yunus Arbiyan

Salah satu orientasi kurikulum merdeka belajar adalah OBE.

OBE adalah proses pendidikan yang berfokus pada pencapaian hasil konkret yang ditentukan (pengetahuan yang berorientasi pada hasil, kemampuan dan perilaku). Terdapat lima prinsip OBE, yakni

(1) fokus pada CP,

(2) rancangan kurikulum menyeluruh,

(3) memfasilitasi kesempatan belajar,

(4) sesuai dengan pembelajaran konstruktif,  dan

(5)  menggunakan  siklus  Plan-Do-Check-Action  (PDCA).

CP  harus disusun berdasarkan visi dan misi PT dan tujuan program studi serta sesuai dengan Profil Lulusan dengan selalu menyesuaikan pada para pemangku kepentingan (internal dan eksternal). CP yang sudah sesuai menjadi tumpuan dalam merumuskan CPL, CPMK, dan sub-CPMK. Rancangan kurikulum harus ditinjau secara menyeluruh: CP, asesmen, dan pusat  pembelajaran  agar saling bersesuaian. Kesempatan belajar mahasiswa difasilitasi sampai  pada  bentuk  tugas,  projek,  praktik,  e-learning,  dan  mentoring.

Hal  ini  senada dengan sistem pembelajaran 4.0, yakni pembelajaran konstruktif yang dapat memfasilitasi terjadinya  kesesuian  antara  CPL/CPMK  dengan  aktivitas  pembelajaran  dan  asesmen Siklus pendidikan berbasis capaian program meliputi disain kurikulum, peta kurikulum, implementasi pembelajaran, asesmen MK dan CPL, benchmarking, tindak lanjut dan peningkatan mutu, sampai kemudian merevisi CPL yang terukur. Seluruh siklus tersebut dituangkan dalam dokumen kurikulum, RPS MK, Portofolio MK, dan Portofolio Prodi.

Keunggulan kurikulum merdeka diantaranya :

1) lebih sederhana dan mendalam. Focus pada materi yang esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya. Belajar menjadi lebih mendalam, bermakna, tidak terburu-buru dan menyenangkan,

2) lebih merdeka. Bagi peserta didik : tidak ada program peminatan di SMA, peserta didik memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat dan aspirasinya. Bagi guru : guru mengajar sesuai tahap capaian dan perkembangan peserta didik. Bagi sekolah : memiliki wewenang untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan pendidik dan peserta didik,

3) lebih relevan dan interaktif. Pembelajaran melalui kegiatan projek memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu actual misalnya isu lingkungan, Kesehatan, dan lainnya untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi profil pelajar Pancasila.

Keunggulan lain dari penerapan kurikulum merdeka ini adalah lebih relevan dan interaktif dimana pembelajaran melalui kegiatan projek akan memberikan kesempatan luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu actual, misalnya isu lingkungan, Kesehatan dan lainnya untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi profil pelajar Pancasila.

Dari sini bisa kami simpulkan bahwa pengembangan kurikulum berdasarkan KKNI dan berdasarkan kurikulum merdeka memiliki kecenderungan yang sama yakni mempersiapkan peserta didik untuk siap menghadapi dunia kerja dan tantangan jaman di dunia industry.

Persoalan yang sering kita temui di lapangan jangankan menyusun kurikulum, menjalankan kurikulum yang sudah ada sulitnya bukan main. Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya kongkrit untuk mengiringi suksesnya penyempurnaan kurikulum ini.

Langkah perbaikan itu ibarat pepetah tiada rotan akarpun berguna, maka pemerintah sebaiknya melakukan berbagai langkah perbaikan konsep dengan melibatkan berbagai unsur/Stakholders pendidikan dan melakukan wa bergulir.

*) Penulis adalah pendidik di Sidoarjo

*) ([email protected])