KEDIRI, WartaTransparansi.com — Sekitar 130 mahasiswa Universitas Nusantara PGRI (UNP) Kediri menjadi saksi sejarah kecil saat anggota Komisi B DPRD Jawa Timur, (Jatim), Hadi Setiawan, menggelar reses di dalam kampus, Selasa (1/7/2025).
Di luar kebiasaan bertemu warga desa atau pelaku usaha, reses kali ini justru menyerap suara-suara kritis dari kalangan intelektual muda, mulai dari persoalan guru honorer, persoalan kehidupan warga di Pulau Madura, hingga ide Festival Kali Brantas sebagai ikon budaya Kediri.
“Jujur, ini pertama kali saya menggelar reses bersama mahasiswa. Masukan mereka luar biasa. Tajam, tapi masuk akal,” ujar politikus Partai Golkar usai dialog terbuka dengan para mahasiswa.
Isu kebudayaan dan pendidikan menjadi sorotan utama. Salah satu keluhan datang dari persoalan klasik: kesejahteraan guru honorer. Dalam forum terbuka itu, mahasiswa menyuarakan ketimpangan antara beban kerja dan honorarium yang diterima para tenaga pendidik non-ASN di berbagai daerah Jatim.
Menanggapi hal itu, Hadi berjanji akan membawa aspirasi tersebut ke mitra kerjanya di Komisi E DPRD Jatim yang membidangi pendidikan.
“Kami akan sampaikan kekhawatiran teman-teman mahasiswa ini ke Dinas Pendidikan Provinsi,” katanya.
Selain soal pendidikan, isu kebudayaan juga menjadi perhatian. Kepala Biro Kemahasiswaan UNP Kediri, Nursalim, menilai kehadiran legislator yang juga membidangi sektor kebudayaan dan pariwisata itu sangat relevan dengan arah kampus ke depan.
“UNP Kediri sedang dikembangkan sebagai kampus kebudayaan,” ujar Nursalim.
Ia menyebutkan, kampus tengah menyiapkan Festival Kali Brantas yang akan digelar pada September mendatang. Kegiatan tahunan ini dirancang menjadi ikon budaya Kediri, dan diharapkan bisa lebih matang jika mendapat dukungan para pemangku kebijakan.
Festival tersebut bukan kegiatan sembarangan. Dalam tiga tahun terakhir, UNP konsisten menyelenggarakannya meski dengan keterbatasan anggaran. Kini, mereka berupaya menyinergikan potensi akademik dan budaya, termasuk lewat kolaborasi dengan seniman Malaysia dalam bidang seni tari dan karawitan. Kampus bahkan telah mendirikan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) khusus untuk bidang tersebut.
“Kami ingin budaya lokal tetap hidup berdampingan dengan nilai-nilai ilmiah kampus,” kata Nursalim.
Tak hanya itu, Rektor UNP Kediri, Zainal Afandi, juga menginisiasi penelusuran sejarah tanggal berdirinya Kota Kediri sebagai bagian dari upaya kampus dalam merawat identitas lokal.