Opini  

Era Digital, Lokomotif Kebangkitan Pasca Masa Pandemi Covid-19

Era Digital, Lokomotif Kebangkitan Pasca Masa Pandemi Covid-19
Djoko Tetuko

Oleh Djoko Tetuko

Potret mudik sebagai simbol pulang ke kampung halaman, menjalin kembali silaturrahmi setelah sekian lama terputus secara langsung (jiwa dan raga) beserta pancaran aura. Juga sikap merasa menjadi pengabdi dalam melakukan hubungan dengan Ilahi Robbi (Tuhan Yang Esa dan Kuasa) maupun perwujudan ibadah dalam hubungan sesama manusia. Terutama sungkem kepada kedua orangtua dan menundukkan kepala dengan sikap bersahabat sebagai rasa hormat kepada yang lebih tua. Itulah hakiki Mudik Lebaran.

Bahkan, tidak jarang sungkem kepada kedua orangtua, jika sudah wafat, menggantikan dengan ziarah ke makam mereka sekaligus memanjatkan doa. Walaupun tidak tertutup kemungkinan doa kepada kedua orangtua yang sudah meninggal dunia dan ahli kubur sudah terbiasa dikirimkan setiap hari, bahkan mungkin setiap selesai waktu sholat lima waktu.

Jadilah budaya Mudik Lebaran bukan sekedar pulang kampung, bukan sekedar membelanjakan uang THR atau menyebarkan uang simpanan di kampung halaman, tetapi esensi paling mendasar ialah menyambung kembali persaudaraan dan persahabatan pada moment hari raya, terutama pada Idul Fitri 1443 Hijriyah, setelah 2 (dua) tahun atau dua kali hari raya dilarang, karena Covid-19. Semua ikhtiar Mudik Lebaran semata-mata untuk menyempurnakan amal ibadah.

Bahkan, begitu kuat, hebat, dan bermartabat budaya Mudik Lebaran bagi muslim di Indonesia. Tanpa basa basi jika seluruh aktifitas selama mudik dikalkulasi dengan perhitungan ekonomi perdagangan, maka terjadi transaksi triliunan rupiah. Bahkan jika dalam perhitungan pergerakan manusia, maka jutaan muslim dan non-muslim melakukan aktifitas sangat positif dalam membangun pundi-pundi amal dengan nilai bisnis sangat menggiurkan. Semua itu hanya berharap rahmat dan ridlo Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan harapan Indonesia tetap menjadi negara yang gema ripo lho jinawi.

Suasana Mudik Lebaran dengan berbagai pernik kunjungan persahabatan dan silaturrahmi ke rumah sahabat dan saudara, juga tidak berlebihan dimanfaatkan para politisi melakukan komunikasi politik memperkuat kepartaian juga komunikasi menjaga stabilitas nasional sekaligus mengawal kelangsungan berbangsa, bernegara dan beragama dengan penuh kesungguhan, guna mewujudkan masyarahat yang sejahtera dan berkeadilan.

Rekor

Sebagaimana diberitakan KOMPAS.com bahwa Mudik Lebaran 2022 mencatatkan rekor jumlah kendaraan dan penumpang terbanyak dibandingkan mudik di masa sebelum pandemi Covid-19.

Rekor pertama tercatat pada jumlah kendaraan yang meninggalkan Jabotabek yaitu sebanyak 1,7 juta kendaraan mulai H-10 hingga H-1 Lebaran atau 22 April hingga 1 Mei 2022. Sebagaimana penjelasan Corporate Communication and Community Development Group Head Jasa Marga Dwimawan Heru dalam keterangannya, Selasa (3/5/2022),
jumlah ini naik 9,5 persen jika dibandingkan dengan Lebaran 2019 lalu, sebelum pandemi.

Bahkan dari sisi distribusi lalu lintas, tujuan yang menjadi favorit pemudik juga masih menuju arah timur via Jalan Tol Trans-Jawa yang memegang 53,8 persen dari total pemudik. Sementara itu, 27,6 persen menuju arah Merak dan 18,7 persen menuju arah Puncak.

Kemudian, rekor kedua tercatat pada arus balik kendaraan menuju Jabodetabek. Jumlahnya mencapai rekor tertinggi dalam satu hari yaitu mencapai 170.078 kendaraan pada Sabtu (7/5/2022). Menurut
Heru, dalam keterangan tertulis, Minggu (8/5/2022), angka lalu lintas tersebut naik 159 persen dibandingkan tahun 2021. Juga
mengalahkan rekor tertinggi sebelum pandemi, yang terjadi pada Lebaran 2019 sebesar 166.444 kendaraan
atau naik 2,2 persen.

Sedangkan pertumbuhan ekonomi ini dapat terlihat dari pergerakan uang kartal selama periode mudik Lebaran 2022. Dimana Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira sebagaimana dikutip dari KOMPAS.com mengatakan, uang kartal yang beredar selama mudik Lebaran tahun ini diperkirakan tumbuh dibandingkan mudik lebaran tahun lalu.
Dimana total uang kartal beredar selama lebaran diperkirakan tumbuh menjadi Rp 250 tiliun atau naik di atas 60 persen dibanding tahun lalu.