Introspeksi Sepuluh Hari Pertama

Mutiara Ramadan ini diasuh Univ. Darul Ulum Jombang (5)

Introspeksi Sepuluh Hari Pertama
A. Syafi’ AS

Mendirikan Shalat Berjamaah.
Shalat berjamaah pada bulan Ramadhan perlu diutamakan, terutama bagi kaum pria. Hukum sholat berjamaah adalah sunnah muakad secara umum, berdasarkan keterangan Syekh Wahbah Az Zuhaili dalam Kitab Fiqhul Islam wa Adillathuhu.

Sunnah muakad adalah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilakukan tiap muslim.
Namun masih ada beberapa perbedaan pendapat dari kalangan jumhur ulama. mazhab Syafi’i dan Maliki menyatakan hukum sholat berjamaah adalah fardhu kifayah. Namun, mazhab Hanafi menyebut sholat berjamaah hukumnya wajib.

Mazhab Hambali lebih mengkhususkan hukum sholat berjamaah untuk laki-laki. Mazhab ini menyatakan bagi setiap muslim laki-laki yang telah baligh, hukumnya adalah fardhu ain dan mengakibatkan dosa bila ditinggalkan.

Shalat berjamaah juga sebagai ajang silaturrahmi, serta menjaga hubungan baik antar muslim yang juga merupakan sebuah ibadah. Rasulullah SAW tidak pernah meninggalkan shalat berjamaah, meskipun dalam keadaan sakit maupun cuaca yang tidak menentu.

Meningkatkan Ibadah Sunnah.
Kita bisa meningkatkan keimanan kita di 10 hari pertama bulan Ramadhan dengan rajin menjalankan ibadah sunnah. Meskipun bersifat sunnah, namun hal ini menjadi peluang yang baik untuk mencari keberkahan. Sehingga kita bisa meluangkan waktu untuk beribadah sunah seperti shalat dhuha, shalat rawatib, shalat tarawih, shalat witir, dan juga membaca Al-Qur’an pada 10 hari pertama bulan Ramadhan.

Memperbanyak dzikir.
Dzikir adalah salah satu cara untuk mengingat Allah. Dengan berdzikir kita juga bisa sekaligus memohon ampun atas perbuatan dosa yang sudah kita perbuat. Firman Allah SWT :
وَبِالْاَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ (الذاريات: ١۸).
“Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).” (QS. Al-Dzaariyat 51: 18)
Ibadah dzikir juga termasuk ibadah yang dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, sehingga kita bisa menjalankannya ketika sedang beraktivitas. Dengan berdzikir, kita juga bisa semakin dekat dengan Allah SWT dan mendapatkan kedamaian hati.

Memperbanyak Membaca Shalawat

Bulan Ramadhan adalah bulan penuh ampunan dan mustajab doa serta salah satu amalan yang baik di bulan ramadhan adalah bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW dan keluarganya, Shalawat secara bahasa merupakan bentuk jamak dari kata salla atau salat yang berarti: doa, keberkahan, kemuliaan, kesejahteraan, dan ibadah.

Sedangkan Shalawat menurut syar’i adalah pujian kepada nabi-nabi. Firman Allah SWT.
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا (الأحزب: ٥٦)

“Sesungguhnya, Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.“ ( QS. Al-Ahzab 33 : 56 )
Shalawat juga berarti doa, baik untuk diri sendiri, orang banyak maupun kepentingan bersama.

Sedangkan shalawat sebagai ibadah adalah pernyataan hamba atas ketundukannya kepada Allah Swt., serta mengharapkan pahala dari-Nya, sebagaimana yang dijanjikan Nabi Muhammad Saw., bahwa orang yang bershalawat kepadanya akan mendapat pahala yang besar, baik shalawat itu dalam bentuk tulisan maupun lisan (ucapan).

Memberi Makan Orang Yang Berpuasa dan memperbanyak Sedekah. Amalan-amalan ini bagus untuk kita lakukan baik secara sendiri ataupun berkelompok. Selain membantu orang yang berpuasa, kita juga bisa sekaligus menyambung silaturahmi.

Sedangkan sedekah menjadi ibadah yang memberikan manfaat yang begitu besar dalam kehidupan. Imam Izzudin al-Sulami mengatakan orang yang berpuasa ketika dia merasakan lapar, dia mengingat rasa lapar itu. Hal itulah yang memberikan dorongan kepadanya untuk memberi makan pada orang yang lapar. (Imam Izzuddin bin Abdissalam al-Sulami, Maqâshid al-Shaum, hlm 16).

Rasulullah SAW bersabda :
مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا (رواه الترمذى)
“Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.” (HR. Tirmidzi)
وَمَنْ أَشْبَعَ فِيْهِ صَائِمًا سَقَاهُ اللهُ مِنْ حَوْضِي شُرْبَةً لَا يَظْمَأ حَتَّى يَدْخُلُ الجَنَّةَ
“Barangsiapa yang memberi makan orang yang berpuasa di bulan Ramadhan hingga kenyang, maka Allah akan memberinya minum dari telagaku (telaga Rasulullah saw) dimana seteguk air itu menjadikannya tidak akan merasa haus selama-lamanya hingga ia masuk ke surga”.

Demikianlah beberapa amalan ibadah pada 10 hari pertama Ramadhan yang dapat penulis sampaikan, tentu masih banyak lagi amalan-amalan ibadah lainnya yang masih belum terangkum salam tulisan ini, sehingga perlu adanya uraian yang lebih lengkap untuk menyempurnakan tulisan yang singkat ini.

Yang terpenting adalah kita dapat berintrospeksi diri, sudah seberapa banyak amalan-amalan ibadah yang sudah kita lakukan pada 10 hari pertama, guna menaiki tangga selanjutnya yaitu pada 10 hari kedua dan paa 10 hari ketiga bulan suci Ramadhan 1443 Hijriyah ini. (*)