SURABAYA (WartaTransparansi.com) – Nasionalis dan religius menjadi pedoman penting bagi Wali Kota Eri Cahyadi untuk mewujudkan kemakmuran masyarakat Kota Surabaya.
“Dengan terus memegang teguh sikap nasionalis dan religius, saya optimistis bisa mewujudkan kemakmuran masyarakat kota Surabaya,” tegas Eri, Selasa (29/3/2022).
Hanya, lanjutnya, komitmen dan kerja keras umara, tidak akan pernah berhasil tanpa adanya doa dan dukungan dari ulamanya.
“Ketika dahulu nasionalis religius bisa memunculkan kemerdekaan di Negara Indonesia, maka dengan nasionalis religius di Kota Surabaya akan memberikan kemakmuran bagi warga Kota Surabaya,” katanya.
Untuk itu, ia menyatakan, bahwa sinergi antara umara dan ulama juga menjadi kunci keberhasilan dalam membangun kota. Termasuk bagaimana membangun karakter anak-anak Surabaya yang berakhlakul karimah.
“Saya berharap dakwahnya MUI di seluruh kecamatan bisa mengubah karakter arek-arek di Kota Surabaya menjadi karakter yang penuh dengan akhlakul karimah. Karakter yang bisa membentuk nasional kebangsaan, tapi di dalam hati jiwanya juga ada religiusnya,” harapnya.
Selain itu, Eri juga berharap, dengan berdirinya kantor MUI Surabaya, maka seluruh ulama dan pengurusnya dapat selalu memberikan nasihat serta masukan-masukan kepada pemerintah kota.
“Karena ketika ulama menyampaikan nasihat dan didengarkan umaranya, maka ada kesinambungan,” ujarnya.
Untuk itu, Eri yang sejak kecil tinggal di lingkungan pondok pesantren, selalu menaruh perhatian serius terhadap semua hal yang berhubungan dengan dakwah. Salah satunya dengan mendukung penyediaan prasarana untuk kantor MUI Surabaya.
“Karena saya memang berharap betul semua kantor yang berhubungan dengan dakwah itu tidak bercampur dengan kantor yang lain,” terangnya.
Sebab, lanjutnya, sehebat dan sekuat apapun umaranya bekerja keras, maka akan sia-sia apabila para kyai, habib, dan ulamanya tidak pernah turut mendoakan. Karenanya, dia kembali berharap, dengan doa dan dukungan para ulama ini dapat membawa Surabaya menjadi kota yang baldatun thayyibatun warabbun ghafur.
Selain itu, Eri juga sepakat dengan Ketua MUI Jatim, KH Hasan Mutawakkil ‘Alallah, bagaimana umara dan ulama bersinergi mempertahankan budaya dan menjadikan Kota Surabaya Mega Metropolitan dengan tetap santun dan berakhlakul karimah. Ini seperti dicontohkan Sunan Ampel ketika diberikan tanah di Ampel Denta dan menjadikannya pusat dakwah di Surabaya.
“Maka kewajiban saya dan ulama meneruskan perjuangan Mbah Ampel untuk Kota Surabaya. Karena itu, saya berharap, semoga dengan kekuatan dan kebersamaan dengan saling melengkapi, membawa Surabaya menjadi lebih baik,” ujarnya. **