Sementara Wali Kota Eri mengatakan, tempat isoter di HAH dan RS Lapangan Tembak ini untuk melayani pasien gejala ringan yang menjalani isolasi mandiri (Isoman). Karena itu, ketika terkonfirmasi Covid-19 tanpa gejala, Eri mengimbau agar warga Surabaya untuk isolasi di tempat yang telah disediakan Pemkot Surabaya.
“Sebenarnya isoman di rumah itu boleh. Tapi, kalau ada keluarga, istri, suami atau anaknya yang negatif, itu kan kasihan kalau sampai tertular. Kemudian kalau di rumah, pastinya tidak memenuhi syarat untuk isolasi,” katanya.
Ia pun memastikan, fasilitas isoter yang ada di HAH dan RS Lapangan Tembak kini jauh lebih baik lagi daripada sebelumnya. Seperti halnya di Gedung Shafa HAH, ada dokter dan perawat yang standby 24 jam. Selain itu, ada juga fasilitas penunjang lainnya, seperti WiFi, kulkas, TV, ruang kamar ber-AC, kamar mandi yang bersih dan tempat olahraga.
“Di HAH bisa kita lihat, sudah bersih. Saya juga mohon maaf kepada warga Surabaya, kemarin kami melakukan perbaikan, namun kasus Covid-19 melonjak, sehingga membuat pasien kurang nyaman. Tapi, tadi setelah perbaikan selesai, Bu Gubernur bilang kalau ini nyaman dibuat isoter,” jelasnya.
Kapasitas tempat tidur (TT) di Gedung Shafa dan Zam – zam HAH, total ada 500 TT. Sedangkan di RS Lapangan Tembak ada 250 TT. Menurut Eri, kapasitas di dua tempat isoter ini sudah mencukupi. Bila kedepannya melebihi kapasitas, maka akan disediakan tempat lain di Gelora Bung Tomo (GBT).
“Isoter ini khusus untuk warga Surabaya. Tingkat kesembuhannya saat ini tiga hari, itu sudah bisa sembuh, kalau isoter ini kan lebih gampang memantaunya. Kalau isoman di rumah kita kesulitan memantaunya. Karena itu saya harapkan agar warga yang dinyatakan positif dan tanpa gejala, bisa melakukan isolasi di dua tempat isoter ini. Jangan di RS, kalau sudah parah baru dirujuk ke RS, kalau ringan jangan,” pesan Eri. **