SURABAYA (WartaTransparansi.com) – Wali Kota Eri Cahyadi mewanti-wanti, jangan sampai ada polemik ketika Pembelajaran Tatap Muka (PTM) diterapkan di Surabaya.
Hal tersebut disampaikan Eri saat memimp9in rapat koordinasi persiapan PTM di Kelurahan Wonokusumo, Kecamatan Semampir, Kamis (27/5/2021) siang. Tampak mendampingi Wali Kota, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Supomo.
Rapat yang berlangsung melalui virtual tersebut, diikuti seluruh Kepala Sekolah SD-SMP se-Surabaya.
Eri menyatakan, pihaknya tidak ingin ada polemik ketika sekolah tatap muka ini mulai dibuka. Karena itu, Pemerintah Kota Surabaya tetap memfasilitasi para orang tua yang tidak berkenan anaknya mengikuti sekolah tatap muka.
“Siapa nyaman dengan tatap muka, kita fasilitasi. Pun para orang tua yang tidak nyaman dengan tatap muka dan memilih daring, juga kita sediakan,” katanya.
Dalam rapat tersebut, ada beberapa penekanan disampaikan Eri sebelum sekolah tatap muka dibuka.
Pertama terkait penyesuaian jam belajar sekolah. Ia ingin agar jam belajar di kelas nantinya dapat selesai sebelum pukul 12.00 WIB. “Kedua, protokol kesehatan pakai masker juga harus dipastikan. Ketiga, nanti tidak ada waktu jam istirahat, atau keluar ke kantin. Sehingga anak-anak makanannya juga bawa dari rumah,” pesan dia.
Sebelum PTM dibuka, Eri juga kembali mengingatkan kepada seluruh Kepala Sekolah agar betul-betul memastikan anak yang hadir di sekolah membawa form persetujuan dari orang tua. Sedangkan untuk kapasitas murid di kelas, diatur 25 persen apabila wilayah sekolah dalam kategori zona oranye.
“Terkait zona, misal oranye maka kita buka 25 persen. Kalau zona kuning atau hijau mungkin bisa dinaikkan (jumlah siswa),” ujarnya.
Eri kembali menyampaikan kepada para kepala sekolah agar memastikan setiap guru yang mengajar PTM telah mengikuti dua kali vaksin. Apabila belum, para guru dan karyawan di sekolah tersebut dapat didata dan disampaikan ke Dispendik Surabaya.
“Karena itu saya berharap kepada panjenengan (Anda) semua, saya berharap semua guru sudah vaksin yang kedua. Tak hanya guru, baik itu petugas TU, petugas kebersihan sudah vaksin kedua. Karena ini untuk mencegah penularan Covid-19. Saya yakin penjenengan pasti bisa menjalankan ini dengan protokol kesehatan yang ketat,” tuturnya.
Meski demikian, Eri juga kembali mendorong para guru di Surabaya agar dapat mengikuti sertifikasi. Harapannya, kualitas pendidikan di Surabaya, baik sekolah negeri maupun swasta sama. Makanya, ia berpesan kepada para Kepala Sekolah agar mendata setiap guru yang belum mengikuti sertifikasi.
“Yang bisa mengikuti peningkatan sertifikasi mohon agar didata. Sehingga semua anak didik kita akan merasa nyaman. Dan, tidak ada lagi perbedaan antara sekolah egeri dan swasta,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dispendik Surabaya, Supomo berharap ada masukan-masukan atau saran dari masing-masing kepala sekolah terkait rencana pembukaan TPM. Saran tersebut, nantinya akan digunakan sebagai landasan Pemkot Surabaya untuk menentukan kebijakan selanjutnya.
“Saran dan masukan yang panjenengan sampaikan nanti, hasilnya bisa kita buat rancangan kebijakan. Dengan harapan, kebijakan ini bisa sesuai dengan harapan kita semuanya,” kata Supomo.
Mantan Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya ini juga kembali mengingatkan kepada para kepala sekolah, agar setiap guru atau karyawan di sekolah yang belum divaksin bisa segera dilaporkan. Jika mereka tak berkenan mengikuti vaksin, Supomo juga berharap para kepala sekolah dapat melaporkan agar bisa dicarikan jalan keluar.
“Apabila bapak ibu yang tidak mau divaksin, maka silakan laporkan ke kami agar kita bisa mencarikan jalan keluar. Nanti mereka tidak boleh datang ke sekolah karena salah satu persyaratannya itu (vaksin),” katanya.
Supomo juga meminta kepada para Kepala Sekolah agar segera mengupdate data para orang tua yang mengizinkan anaknya mengikuti PTM. Ia berharap, kepala sekolah juga aktif berkomunikasi dengan para orang tua tersebut.
“Karena itu saya berharap ada komunikasi dengan mereka (orang tua) agar kita bisa memprediksi kemungkinan sekolah tatap muka ini. Karena sekolah tatap muka, salah satu syaratnya adalah izin dari orang tua,” ujarnya.
Supomo menyatakan, meskipun nantinya PTM dibuka, pembelajaran melalui daring tetap dilakukan. Bagi para anak didik yang belum mendapatkan izin orang tua mengikuti PTM, pemkot tetap menyediakan fasilitas pembelajaran melalui daring.
“Jadi masih tetap seperti kemarin, tetap ada daring. Karenanya besok masih tetap disiapkan sekolah daringnya. Anak-anak yang belum diizinkan orang tuanya, harus mengikuti melalui daring karena anak-anak juga belum diperbolehkan masuk 100 persen,” katanya. ***