“Betul, saya I Gusti Ngurah Adi Brata, saya asli Sidoarjo, kelahiran Surabaya. Tapi bapak orang Bali. Saya sekarang tinggal di Sidokare. Mohon dibimbing mau masuk Islam,” kata pria bernama Adi Brata.
Sebelum Kiai Rofiq, memberikan nasehat, saya memberanikan diri bertanya maksud dan kehendak ingin memeluk Islam, bukan karena sebab tertentu. Tapi, semata-mata ingin menjadi muslim karena panggilan hati.
“Mas, Adi bisa minta KTP-nya. Saya tanya, apa sudah bulat dan pas mau menjadi Muslim. Ini memang Hidayah dari Allah, sebagai mualaf tantangan dan ujiannya berat. Semua harus dijalani dengan sabar dan bersyukur. Nanti juga harus shalat, puasa, memberi zakat dan pergi haji,” ucap saya.
Dari KTP yang diberikan saya, memang benar, pria bernama A Gusti Ngurah Adi Brata, kelahiran Surabaya, 27 tahun lalu. Sekarang tinggal di Sidokare Indah dan agama sebelumnya Hindu. Menurut pengakuan Adi Brata, dirinya ingin belajar Islam ketika masih bekerja di Jepang dan setelah pulang ke Indonesia, tanpa pingin belajar.
“Sebetulnya, sejak lama. Tapi saya belum berani ngomong ke orangtua. Ada rasa takut. Karena sekarang sudah dewasa dan saya harus menentukan arah hidup saya. Jadi, ini murni saya ingin menjadi muslim memeluk Islam,” ulasnya.
Sebelum ikrar membaca dua kalimat syahadah…. “Asyhaduallah Illahaillah, wa Asyahaduanna Muhammadar Rasulullah.” Kiai Rofiq memberikan nasehat, walaupun orangtua beda keyakinan, berbakti kepada orangtua adalah keharusan. Tidak boleh membentak, apalagi sampai menyakiti.
Bahkan, kewajiban sebagai anak memohon kepada Allah, semoga kedua orangtuanya diberikan Hidayah. Karena itu memang hak Sang Khaliq. “Nanti belajar shalat. Usai shalat jangan lupa berdoa. Semoga, niat tulus membuat hati kedua orangtua bisa saling berbelas kasih. Insha-Allah bisa mendapat hidayah untuk menjadi muslim,” ulas Kiai Rofiq.
Permintaan Kiai Rofiq juga bisa sudah siap secara materi dan mental, segera mencari jodoh, supaya ada pendamping yang bisa saling mengisi dan mengingatkan dalam beribadah kepada Allah. “Alhamdulillah, inshaAllah bulan 10 (Oktober) nanti kami akan melangsungkan pernikahan. Semoga semua yang hadir memberikan restu,” aku Adi yang mendapat tambahan nama “Ahmad”.
Inilah bagian nikmat Allah, ternyata kenikmatan bukan hanya mendapat limpahan harta, kesehatan, nikmat yang agung adalah turunnya hidayah dari Allah, untuk bisa memeluk agama Islam dan memperkokoh iman. Salam saudara dari kami: “Ahmad I Gusti Ngurah Adi Brata!” Allahu-Akbar!.
(Samiadji Makin Rahmat)