Oleh : Samiadji Makin Rahmat)
Dibimbing KH. Ahmad Rofiq Siroj Rais Syuriyah PCNU Sidoarjo
Telepon HP saya berdering….. ada telepon dari keluarga jamaah umroh, bernama Ahmad Fatih. “Assalamu’alaikum Abah, saget (bisa) ketemu sekarang?” katanya, sambil mengucap salam.
Saya jawab: “Walaikumsalam warohmatullah wabarookatuh, monggo. Ada apa mas Fatih?” ucap saya menanyakan balik.
Kebetulan, kedua orangtua Ahmad Fatih, Yaumin dan Kustiyah, jamaah saya umroh dan aktif mengikuti kegiatan pengajian bulanan. Hingga abahnya, wafat. “Maaf Abah menganggu, ini ada teman saya. Sebetulnya, keinginannya sudah terpendam lama, usai bekerja dari Jepang. Sekarang ingin mencari ustadz untuk membimbing masuk Islam,” paparnya.
Mak-deg. Jantung saya langsung mendetak kencang. Sepertinya, kabar tanpa diduga dari anak muda yang telah memberanikan diri dan memutuskan untuk menjadi muslim.
Biasanya, saya sendiri yang membimbing. Karena bersamaan dengan kegiatan Istighosah dan Dzikrul Ghofilin Selasa Wage (11/8/2020) di Gedung Rohmatul Ummah An-Nahdliyah, maka saya memutuskan untuk menemui usai acara.
Sepertinya, Allah SWT yang mengarahkan dan membimbing hambaNya. Sampai di lokasi pengajian, Romo KH Ahmad Rofiq Siroj, Amirul Hajj Kloter 70 dari Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umroh (KBIHI) Rohmatul Ummah AN-Nahdliyah hadir dan memimpin rangkaian dzikir dan istighosah, termasuk shalat Isya’ .
Maka, saya mencoba menemui Kiai Rofiq bila berkenan untuk meng-Islamkan, tamu saya yang belum saya kenal. “Kiai, mohon izin bila berkenan, usai acara nanti ada tamu saya mengantarkan temannya, ingin masuk Islam,” ucap saya.
Beliau hanya tersenyum. Usai istighosah, masih menerima beberapa tamu yang minta barokah doa dan wasilah, termasuk masalah Covid-19.
Tidak berselang lama, ya sekitar 30 menit. Fatih dan temannya menghubungi saya siap meluncur ke lokasi. dengan memakai celana jin model anak milineal dengan membawa songkok hitam, mengucap salam dan mengajak kami bersalaman, masuk ke tempat kami istighisah. Pemuda agak kurus dengan wajah tirus tersebut memperkenalkan diri.
“Abah ustadz, ini teman saya yang mau masuk Islam,” kata Fatih, sambil menunjuk temannya.