banner 728x90
Opini  

Ketika Jutaaan Umat Islam Calon Haji Sedih

Ketika Jutaaan Umat Islam Calon Haji Sedih
Djoko Tetuko Abdul Latief

Menurut Menag, keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan hasil hisab posisi hilal dan laporan rukyatul hilal. Lebih dua belas pemantau mengatakan melihat hilal dan telah disumpah. Rukyatul Hilal ini mengonfirmasi hasil hisab bahwa hilal di seluruh Indonesia berada di atas ufuk, antara 6 derajat 51 menit sampai dengan 8 derajat 42 menit

Dengan demikian, 10 Dzulhijjah, jatuh pada tanggal 31 Juli 2020.
Sejumlah kalender PWNU Jatim juga menunjukkan pada tanggal 31 Juli 2020. Penetapan ini berarti puasa Arafah 9 Dzulhijjah 1441 H jatuh pada tanggal 30 Juli 2020.

Keistimewaan pada bulan Dzulhijjah ialah terdapat ibadah penyempurna dari rukun Islam yaitu ibadah haji ke baitullah. Dan kini semua dalam keprihatinan. Oleh karena itu, bagi umat Islam terutama yang tertunda melaksanakan ibadah haji, melakukan ibadah lain seperti menyembelih hewan kurban, sedekah (Sodaqoh) dan infak sebanyak-banyaknya, shalat dan berpuasa. Sebagaimana Hadits
riwayat Ibnu Abbas dalam sunan at Tarmizi, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Tak ada hari lain yang disukai Allah untuk beribadah seperti 10 hari ini. (Dzulhijjah) (HR At Thirmizi)

Para ulama menggunakan hadits ini sebagai dalil anjuran puasa 10 hari di awal bulan Dzulhijah. Dan intinya, awal Dzulhijjah adalah waktu utama untuk beramal sholeh. Di antaranya dengan banyak dzikir, bertakbir, dan termasuk pula berpuasa.

Di antara yang menunjukkan keutamaan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijah adalah hadits Ibnu ‘Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;
“Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).”Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya, namun tidak ada yang kembali satupun.” (HR. Abu Daud no. 2438, At Tirmidzi no. 757, Ibnu Majah no. 1727, dan Ahmad no. 1968, dari Ibnu ‘Abbas. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari-Muslim)

Adapun dalil yang menunjukkan istimewanya puasa di awal Dzulhijjah karena dilakukan pula oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagaimana diceritakan dari Hunaidah bin Kholid, dari isterinya, beberapa isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan;
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijah, pada hari ‘Asyura’ (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya, …” (HR. Abu Daud no. 2437. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih

Di antara sahabat yang mempraktekkan puasa selama sembilan hari awal Dzulhijah adalah Ibnu ‘Umar. Ulama lain seperti Al Hasan Al Bashri, Ibnu Sirin dan Qotadah juga menyebutkan keutamaan berpuasa pada hari-hari tersebut. Inilah yang menjadi pendapat mayoritas ulama. (Latho-if Al Ma’arif, hal. 459)

Inti dari penjelasan ini, boleh berpuasa penuh selama sembilan hari bulan Dzulhijah (dari tanggal 1 sampai 9 Dzulhijah) atau berpuasa pada sebagian harinya saja. Bisa diniatkan dengan puasa Daud atau bebas pada hari yang mana saja, namun jangan sampai ditinggalkan puasa Arafah. Karena puasa Arafah akan menghapuskan dosa selama dua tahun.

Hal ini berdasarkan hadits Abu Qotadah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;
“Puasa Arafah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162).

Bagi umat Islam Indonesia, pantas menjadi tahun kesedihan mengingat kehilangan syiar ketika jutaan calon jamaah haji memenuhi panggilan ibadah ke tanah suci, kebiasaan melakukan upacara pemberangkatan, dan berbagai kegiatan lain, tiba-tiba saja hilang tanpa mampu memandang selayang pandang.

Dan tahun kesedihan ini, juga pantas diratapi sejenak saja, tetapi harus kembali bangkit dengan dzikir, puasa, sedekah dan infak juga amal sholeh lain pada 10 hari Dzulhijjah hingga Hari Raya Idul Adha. InsyaAllah akan menjadi “tahun kenikmatan”, jika virus Corona tidak terlalu lama akan sirna. Atau ada obat penangkal dari belahan dunia mana saja. Karena umat Islam berlomba-lomba ibadah di 10 hari awal Dzulhijjah. (JT/berbagai sumber)