Covid-19 Dalam Perspektif Pedagang Keliling & Ibu Rumah Tangga

Covid-19 Dalam Perspektif Pedagang Keliling & Ibu Rumah Tangga
Dr. Ir. Effy Indriati, M.Si

“ Eh… Si A begini”

“ Eh… Si B begitu”

Dan Si… Si… yang lain, yang tidak kalah menariknya untuk di gosipkan. Jadi ada banyak hal-hal yang lucu dan aneh tapi nyata kalau membicarakan tentang ibu-ibu berbelanja. Karena ingin “berprestasi” tadi maka diperlukan ketelitian, keahlian khusus berkomunikasi yang sedikit merayu supaya dapat harga yang lebih murah.

Tanpa menilai positif atau negatifnya suasana belanja di mlijo, yang paling penting adalah keberadaan mlijo itu sendiri yang sangat membantu kelancaran tugas para ibu. Bayangkan seandainya di situasi seperti sekarang ini tidak ada mbak-mbak atau mas-mas mlijo, maka para ibu akan semakin pusing tujuh keliling.

Artinya kalau di dunia kesehatan di masa pendemi ini para tenaga medis adalah pahlawan di garda terdepan dalam menangani pasien yang terkena (positif) COVID-19, maka untuk jasa pemasaran kebutuhan sehari-hari bagi para ibu, yang di sebut pahlawan di garda terdepan adalah para mlijo ini (dengan tidak menafikkan keberadaan jasa online).

Mereka juga pahlawan bagi keluarganya sebagai pencari nafkah. Sesuai definisi pahlawan dalam wikipedia bahasa Indonesia, arti pahlawan adalah orang yang menonjol karena keberaniannya dan pengorbanannya dalam kebenaran atau pejuang yang gagah berani.

Arti Pahlawan Dalam Keluarga Kita (https://skata.info.article.detail.a…) adalah seorang yang berjuang keras, bahu membahu membangun keluarga dan menjaga keutuhannya.

Mbak-mbak dan mas-mas mlijo adalah orang-orang yang masuk dalam definisi di atas. Sebagai pejuang yang gagah berani tanpa mengenal lockdown maupun PSBB mereka bangun jam 03.00 pagi untuk siap ke pasar belanja untuk memenuhi permintaan dan pesanan para pelanggannya dan pada akhirnya hasil penjualannya untuk mencukupi kebutuhan keluarganya, dimana pada waktu itu hampir semua orang masih tidur nyenyak.

Mlijo juga sebagai penggerak ekonomi masyarakat karena adanya perputaran uang yang tidak sedikit dalam usahanya. Seandainya setiap ibu rata-rata belanja Rp. 20.000,- di satu tempat, kalau ada 10 ibu, maka perputaran uang yang ada Rp. 200.000,- itu baru di satu titik, kalau ada 4 titik, perputaran uang yang ada sebesar Rp. 800.000,-. Seandainya ada 5 atau 6 titik, lebih besar lagi perputaran uang yang ada dalam sehari.

Sosial Distancing

Dalam melakukan kegiatan berbelanja di tukang sayur, tetap harus di jaga social distancing-nya dan tetap memakai masker. Transfer penyakit ini lewat mulut, untuk itu jangan berhadap-hadapan terlalu dekat, kalau ngobrol jangan terlalu berdekatan, semuanya harus berjarak 1-2 meter. Setelah aktivitas belanja selesai, sesampainya kembali ke rumah, harus melakukan bersih-bersih diri agar virus dan bakteri yang menempel hilang.

Pembatasan sosial mengharuskan ibu-ibu belanja dengan lebih cepat. Dengan adanya kemajuan teknologi komunikasi belanja bisa dipesan lebih dahulu melalui telepon seluler, karena sekarang tukang sayur juga sudah memanfaatkan dan memakai teknologi ini.

Hikmah yang bisa diambil :

  1. Ngerumpi dan kesenangan bergosip para ibu jadi berkurang (mengurangi dosa yang disengaja)
  2. Mengurangi kebiasaan ibu-ibu yang suka menawar sesuka hatinya. Semua juga tahu dan bukan rahasia lagi, jika mereka terkenal dengan kemampuan tawar menawarnya. Karena ingin mendapat ‘PRESTASI‘, seringkali menawar mulai setengah dari harga yang ditawarkan.
  3. Waktu belanja lebih cepat. Dalam keadaan normal kadang empat tukang sayur dilihat semua dagangannya. Dengan adanya COVID-19 cukup satu atau dua tukang sayur. Bahkan kalau sudah pesan sebelumnya tinggal membayar dan menerima pesanannya tanpa memilih dan menawar. Waktu yang biasanya untuk berbelanja bisa dimanfaatkan untuk lebih memperhatikan belajar putra-putrinya atau kalau putra-putrinya sudah mandiri jadi lebih banyak waktu untuk beribadah atau berkegiatan dengan hobinya.
  4. Belajar lebih fokus pada apa yang dilakukan pada suatu waktu, baik memasak (fokus untuk mengirit dalam menentukan menu karena pendapatan yang semakin terbatas), berkebun maupun kegiatan yang lain. Secara mental fikiran yang fokus membuat hasil kerja menjadi lebih baik. Mengingat pentingnya bekerja lebih fokus (Ruang pegawai.com) menjadikan :
    • Penentu hasil kerja
    • Meminimalisir terjadinya kesalahan
    • Pekerjaan lebih cepat selesai

Kalau hasil kerja baik, maka akan timbul rasa puas. Purwanto dan Wahyudin (2011) menyatakan bahwa kepuasan kerja mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap hasil kerja. Selanjutnya rasa puas akan membuat hati senang.

Rasa senang  : ketika kita merasa gembira tubuh dapat memproduksi hormon yang mennguatkan imun tubuh. Contohnya adalah serotonin, dopamin, relaksin atau oksitosin.(Mengapa rasa bahagia membuat tubuh sehat, kompas.com, Rabu 13 Agustus 2014).

Artinya hati yang senang akan meningkatkan daya imun. Selanjutnya dengan meningkatnya daya imun virus Corona akan sulit untuk menyerang (R Anggraini- Psychopolytan ; jurnal psikologi, 2018- jurnal.univrab.ac.id : kebahagiaan atau rasa senang mempunyai korelasi dengan kepuasan hidup dan mempunyai perasaan yang positif dan relatif sedikit atau jarang miliki perasaan negatif.

Pada akhirnya ada hubungan antara Pedagang Keliling, Ibu rumah Tangga dan kekebalan Terhadap virus COVID-19. Dan ternyata hubungan ini nyata, sesuai dengan apa yang disampaikan beberapa ibu dan beberapa orang mlijo di bawah ini :

Ibu Sutimah  : Saya biasanya belanja butuh 15-20 menit kadang lebih untuk memilih dan menawar belanjaan, selain juga ngobrol dengan ibu yang lain. Sejak ada corona, belanja cukup 5 menit. Pekerjaan rumah menjadi beres dengan lebih santai.

Ibu Parti  : Sekarang saya tidak perlu harus berlama-lama untuk belanja, karena sehari sebelumnya sudah pesan belanjaan lewat HP cucu saya. Jadi masih bisa santai dan sholat dhuha khusyu’ dan tenang.

Dua ibu ini memberikan pernyataan yang positif sehubungan dengan kebutuhan berbelanjanya yang mendapat kemudahan, yang sangat mereka syukuri. Meskipun menurut mereka di awal pandemi juga sempat stress. Setelah beradaptasi semuanya mengalir saja dan tidak ada beban. Pernyataan dua mbak mlijo :

Mbak Liek (mlijo sepeda motor) : Sejak ada corona ibu-ibu maunya dilayani cepat karena tidak mau berlama-lama belanja, cerewetnya berkurang, memilih barang juga cepat karena tidak boleh terlalu lama ada di kerumuan.

Mbak Wiji (mlijo sepeda angin)  : “Alhamdulillah” adanya corona tidak terlalu mempengaruhi pendapatan saya sehari-hari, dan sekarang bisa pulang lebih cepat karna ibu-ibu kalau belanja lebih cepat.

Dua mbak Mlijo ini memberikan pernyataan yang positif juga sehubungan dengan banyaknya waktu luang mereka karena adanya jam kerja yang lebih pendek, dan mereka sangat bersyukur. Kesehatan tidak selalu datang dari obat-obatan. Sebagian besar datang dari ketenangan pikiran, hati dan jiwa. Yang semua itu berasal dari sikap yang selalu bersyukur. Pendemi corona adalah musibah bersama, maka atas ijin Allah SWT harus diatasi bersama. (*)