Senin, 2 Desember 2024
26.1 C
Surabaya
More
    Jawa TimurSurabaya4 Kabupaten Prioritas Pemasangan Sensor Gempa

    4 Kabupaten Prioritas Pemasangan Sensor Gempa

    SURABAYA – Gubernur  Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan perlunya berbagi kewenangan yang tidak dibatasi secara administrasi dan wilayah sehingga penanganan bencana cepat teratasi dengan baik dan cepat.

    Dalam berbagai kasus kita sering menghadapi kendala pada masalah aturan sehingga seringkali terjadi kelambatan. Permintaan Khofifah  disampaikan kepada Kepala BMKG Pusat Dwikorita Karinawati, dalam pertemuanya di Gedung Negara Surabaya, Senin 24/2/2020).

    Dwikorita Karinawati menemui Gubernur Khofifah dalam rangka rencana pemasangan 20 alat deteksi gempa di Jawa Timur. Beberapa kabupaten yang akan dipasang yakni Ponorogo, Malang, Sumenep, Pamekasan dan Surabaya.

    Daerah ini dianggap rentan terhadap bencana, sedangkan Surabaya karena memiliki banyak gedung bertingkat sehingga pemasangan alat deteksi bencana sangat diperlukan.

    Baca juga :  Pj. Sekdaprov Jatim Lantik Pejabat Fungsional Peneliti Ahli Utama dan Guru Ahli Utama

    Menurut Gubernur, penyederhanaan aturan ini pernah di sampaikan kepada Badan Penanggulangan Bencana Pusat Pak Samsul Ma’arif di Surabaya. Menurutnya, masalah bencana hendaknya tidak di tangani secara sektoral melainkan secara komperehensip.

    Dengan begitu maka apa yang bisa ditangani oleh Pemprov Jawa Timur baik dari sisi relawan maupun  kesiapan yang lainya. Khofifah lalu menunjuk soal Sungai di belakang Grahadi. Mestinya Pemprov bisa partisipasi disitu. Juga Sungai di Kediri dan Bojonegoro.

    Dijelaskan oleh Khofifah masalah bencana alam dianggap krusial. Kalau bencana itu terjadi di pedesaan maka dampaknya juga pada kemiskinan. Apalagi angka kemiskinan di Jatim tertinggi untuk Jawa dan sekitar 16,18 kemiskinan itu ada di pedesaan.

    Baca juga :  Pamitan Ke Khofifah, 33 Santri Penerima Bea Siswa Kuliah di Mesir Siap Berangkat 

    Sementara itu Ketua BMKG Pusat Dwikorita Karinawati menjelaskan, dalam kurun waktu sampai April manti BMKG akan memasang 20 alat sensor di Jawa Timur yang di prioritas untuk Malang, Ponorogo, Sumenep, pamekasan dan Surabaya.

    Alat sensor ini untuk mengukur kecepatan terjadinya bencana. Tahun 2018, alat sensor mampu mendeteksi 4 sampai 5 menit,lalu 2019 3 sampai 4. Dibanyak negara sudah sampai 3 menit. Namun kecepatan gempa dan tsunami di Maluku  sudah 2 menit. (jono)

    COPYRIGHT © 2020 WartaTransparansi.com

    Berita Terkait

    Jangan Lewatkan