“Satu rumah pompa itu terdapat 3 hingga 8 pompa. Sementara petugasnya, ada 250 an (operator), belum termasuk bagian penyarang sampah, kira-kira ada 300 an,” katanya.
Menurutnya, petugas di rumah pompa itu harus memastikan bahwa ketika hujan turun, debit air dalam kondisi aman. Selain itu, jika dalam keadaan listrik mati, mereka juga bertugas untuk memastikan genset dalam kondisi menyala.
“Mereka harus memastikan semuanya aman. Kalau sampahnya terlalu besar, maka pompanya dimatikan dulu, untuk mengambil (sampahnya) secara manual,” tuturnya.
Selain peran petugas tersebut, Pemkot Surabaya juga memiliki 72 alat berat untuk melakukan normalisasi saluran-saluran di Kota Surabaya. Erna menyebut, pengerukan saluran menggunakan alat berat tak hanya dilakukan di waktu musim hujan. Hal ini sebagai salah satu upaya agar Kota Surabaya aman dari banjir.
“Jadi 72 alat berat itu juga tidak pernah berhenti, dari tanggal 1 (Januari) sampai Desember setiap tahunnya,” tutupnya. (wt)