Dikatakan pula, Jumat (10/1/2020) hari ini, PKUB akan mengadakan pertemuan dengan mantan Wali Kota Bogor untuk membahas masalah GKI Yasmin. Setelah itu, PKUB akan mengundang pihak terkait; GKI Yasmin, tokoh masyarakat, PKUB, Mantan ketua MUI, dan tokoh terkait untuk dapat duduk bersama. Dengan harapan, dalam penyelesaian GKI Yasmin ini tidak akan timbul gejolak yang bisa merusak nama baik bangsa .
Isu tentang intoleran masyarakat setempat dinilai Nifasri juga kurang pas. Sebab, tidak ada masalah dalam kehidupan keseharian mereka, baik karena perbedaan agama, suku, etnis, dan lainnya. Bahkan, di Taman Yasmin sendiri sudah ada empat gereja, yaitu: GK Muria Indonesia, Gereja Pantekosta Indonesia, Gereja Bethel Indonesia, dan Gereja Kemenangan Iman Indonesia.
“Keempat gereja tersebut tidak dipermasalahkan masyarakat, dan tidak pernah mengganggu jemaatnya. Dalam hari-hari besar keagamaanpun saling menghormati. Misalnya pada Idul Adha, pembagian daging kurban oleh masyarakat setempat diberikan tidak hanya kepada masyarakat muslim, tapi juga kepada masyarakat yang beragama selain Islam yang bemukim di wilayah setempat,” papar Nifasri.
karena itu, ia mengimbau agar masyarakat tidak main hakim sendiri. Utamakan duduk bersama, mermusyawarah. Jika dari awal duduk bersama akan bisa meminimalisasi permasalahan.
“Kalau kita bersatu, bermusyawarah dalam mendirikan rumah ibadah, semua ada jalan yang terbaik, niatnya ikhlas mendirikan rumah ibadah, ikuti aturan, semua akan berjalan baik,” tegas Nifasri.
“Kita hanya mediator ikut membantu persoalan GKI Yasmin Bogor, dan Pemda akan menindaklajuti. Semoga tahun ini selesai,” tambanya. (wt)