Tahun 2017, Tahun Terbaik Pengelolaan Keuangan Negara

Tahun 2017, Tahun Terbaik Pengelolaan Keuangan Negara
Menteri Keuangan Sri Mulyani

Mengenai lifting migas selama tahun 2017, rata-rata realisasi lifting minyak bumi selama tahun 2017 mencapai 804 ribu barel per hari atau 98,7 persen dari target pada APBN-Perubahan.

“Meskipun, masih lebih rendah dari target, meskipun pemerintah terus berupaya menekan penurunan produksi migas secara alamiah. Pemerintah terus mendorong percepatan penyelesaian proyek sehingga terdapat beberapa proyek yang mulai produksi (on-stream) pada tahun 2017,” jelasnya.

Selanjutnya, beberapa pencapaian dari hasil pengelolaan APBN TA 2017, antara lain: Tingkat pengangguran terbuka sebesar 5,13 persen atau terendah sejak tahun 2014; Jumlah penduduk miskin yang berada pada angka 26,58 juta jiwa atau menurun sebesar 910 ribu jiwa dibandingkan tahun 2016 sebesar 27,76 juta jiwa dan rasio gini yang membaik pada angka 0,391 yang lebih rendah dari pada tahun 2016 sebesar 0,393.
Sedangkan, realisasi pendapatan negara pada TA 2017 sebesar Rp1.666,4 atau 95,5 persen dari APBN-P TA 2017. Capaian target pajak ini merupakan yang tertinggi sejak 3 (tiga) tahun terakhir.

Pendapatan Negara TA 2017 tersebut meningkat Rp. 110,4 triliun atau 7,1 persen dengan realisasi TA 2016. Realisasi Pendapatan Negara tersebut terdiri dari Penerimaan Perpajakan sebesar Rp1.343,5 triliun, PenerimaanNegara Bukan Pajak sebesar Rp311,2 triliun, dan Penerimaan Hibah sebesar Rp11,6 triliun.

Defisit APBN Tahun 2017 masih tetap berada pada kisaran yang aman, yakni 2,51 persen, yang jauh lebih rendah dari deficit indikatif dalam undang-undang APBN-P 2017 sebesar 2,92 persen serta masih di bawah ambang batas yang diatur dalam undang-undang yaitu 3 persen terhadap Produk Domestik Bruto.

“Hal tersebut menunjukan bahwa pengelolaan APBN 2017 telah dilaksanakan secara baik dan hati-hati dengan terus meningkatkan penerimaan negara dan menjaga disiplin belanja negara. Dengan demikian APBN sebagai instrument kebijakan fiscal menjadi semakin sehat, dapat berfungsi dengan efektif, tetap kredibel, dan semakin efisien.

Pemerintah akan terus menjaga keberlanjutan fiscal (fiscal sustainability) dan kehati-hatian dalam mengelola APBN secara bertanggung jawab,” tandas mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut.