Opini  

New Normal = Kembali ke Kehidupan Fitrah

New Normal = Kembali ke Kehidupan Fitrah
H. Djoko Tetuko Abdul Latief

Oleh : Djoko Tetuko (Pemimpin Redaksi Transparansi)

Setelah seluruh potensi alam terkuras habis, bahkan waktu juga sudah dipolitisir menjadi seperti strategi apotek jual obat “buka 25 jam”, langit bau asap knalpot pesawat terbang, dan laut sudah berubah jadi daratan karena tidak sempat bernafas memainkan ombak juga riak kecil sekalipun, dan daratan berubah menjadi tebing dan jurang karena longsor, dan gunung-gunung mulai teriak histeris panas karena gundul.

Ketika semua tatanan kehidupan normal, sesuai aturan maupun ajaran agama, tiba-tiba dilawan dengan “perdagangan”, maka langit dijual, bumi dijual, laut dijual, daratan dijual, manusia dijual (anak dijual). Seluruh isi langit dan bumi serta lautan jadi barang dagangan.

Jerit tangis padang ilalang, jerit tangis alam pegunungan, jerit tangis Savana, jerit tangis danau-danau indah di antara bukit nan Ayu merayu, hanya jadi bahan kampanye “selamatkan alam semesta”. Tapi pendzaliman terus menggerus seperti arus deras tanpa mampu membendung.

Memburu kepuasan duniawi, mendewakan anak-istri, melupakan dzikir juga kadang lupa membaca istighfar, memenangkan semua pertarungan, apalagi sekedar “pertandingan persahabatan”. Kadang lupa kaki sudah berbalik jadi tangan, otak berubah jadi otot, dan hati nurani ditukar “satu bungkus mie instant”.

Kehidupan normal ditinggalkan, sifat kasih sayang bukan lagi pondasi pergaulan, siang jadi malam, malam jadi siang, sore kebingungan karena sebentar lagi mentari tenggelam, apalagi pagi lebih memilih jaga gengsi.

“Kebersihan itu bagian dari iman” itu hanya tulisan spanduk, baliho dan pesan sponsor, tetapi semua ditinggalkan sehingga lupa cuci tangan, lupa do’a ketika masuk rumah, lupa do’a makan dan minum, dan semua aktifitas harus baca do’a. Apalagi membasuh wajah, tangan, dan sebagian daerah badan begitu rupawan.

Dan peringatan awal sebelum hisab kecil di dunia, Allah SWT merekomendasi Corona, virus Corona, Corona mata-mata, Corona perdagangan dunia, Corona dengan berbagai isu seakan-akan dunia milik Corona. Dan seluruh dunia, seperti dikomando “tiarap” dalam kesamaan penderitaan.

Al-Qur’an surat
Al-Qashash (ayat 71-73) sudah mengabarkan; “Katakanlah (Muhammad), bagaimana pendapatmu jika Allah menjadikan untukmu malam itu terus-menerus sampai hari kiamat. Siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepadamu? Apakah kamu tidak mendengar?” (71) “Katakanlah (Muhammad), bagaimana pendapatmu jika Allah menjadikan untukmu siang itu terus-menerus sampai hari kiamat.

Siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu sebagai waktu istirahatmu ? Apakah kamu tidak mememperhatikan?” (72) “Dan karena rahmat-Nya, Dia menjadikan untukmu siang dan malam, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebagian karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya.” (73)

Surat Al An’am (ayat 60) sebagai penguatan Allah SWT berfirman;
“Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan di siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umur(mu) yang telah ditentukan, kemudian kepada Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan.”

Juga ditegaskan pada surat Al-An’am (ayat 96); “Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.”

Surat Al-Furqan (ayat 47) menegaskan; “Dan Dialah yang menjadikan malam untukmu (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk berusaha.”

Pada surat Al-Mu’min (ayat 61) juga ditegaskan; “Allah yang menjadikan untuk kalian malam sebagai waktu beristirahat dan siang untuk berusaha. Sesungguhnya Allah memiliki keutamaan atas manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.”

Menjelaskan sebagai penafsiran sekaligus memperjelas bahwa Imam Al-Salusi mengatakan, Allah SWT menjadikan malam dalam keadaan gelap dan dingin. Udara yang dingin pada malam hari inilah yang akan menyebabkan lemahnya kekuatan yang menggerakkan tubuh. Selain itu, kondisi pada malam hari akan melahirkan ketenangan pada perangkat inderawi.

Maka tidak heran Allah menyuruh umat muslim untuk sholat di sepertiga malam, karena selain akan melahirkan ketenangan secara fisik dan batin, waktu tersebut merupakan waktu yang mustajab dalam berdo’a.