Jalan Panjang Ibu Nur Haruna Menuju DPRD Sidoarjo

Jalan Panjang Ibu Nur Haruna Menuju DPRD Sidoarjo

Jauh hari sebelum menuju perhelatan pesta demokrasi (pemilu serentak) 17 April 2019, DPD NasDem Sidoarjo telah melakukan persiapan matang dengan menyiapkan caleg-caleg wajah baru yang fresh dengan latar belakang merata. Harapannya, selain bisa membawa perubahan yang lebih baik di Sidoarjo, NasDem juga berharap bisa merebut enam hingga delapan kursi dari kuota 50 kursi DPRD Sidoarjo.

Sayangnya, hasil berbicara lain, karena jumlah kursi yang ditarget masih jauh dari harapan. Dari enam dapil yang ada, hanya dua caleg NasDem yang berhasil lolos ke DPRD Sidoarjo. Keduanya pun merupakan pendatang baru. Yakni, Ir. Hj. Nurhendriyati Ningsih yang berangkat dari Dapil 5 (Sukodono-Taman) dan Shokib yang berangkat dari Dapil 1 (Buduran-Sedati).

Namun, dua kursi yang berhasil diraih patut disyukuri. Sebab, pada periode sebelumnya (2014-2019) NasDem hanya mewakilkan satu orang di DPRD Sidoarjo. Sedangkan periode 2019-2024 bertambah menjadi dua orang.

Partai Bulan Bintang (PBB), NasDem masih bisa tersenyum. Sebab, partai besutan Yusril Ihza Mahendra yang sebelumnya mewakilkan satu orang di DPRD Sidoarjo, sekarang tidak mendapat kursi. Tak hanya itu, sejumlah politisi lama tumbang dan gagal melenggang ke kursi DPRD Sidoarjo. Mereka kalah bersaing dengan pendatang baru dalam memperebutkan suara.

Jalan Panjang Ibu Nur Haruna Menuju DPRD Sidoarjo
Ibu Nur Haruna saat bersama rekan-rekan sesama Caleg NasDem

Selain PBB yang harus rela kehilangan kursi satu-satunya, perolehan kursi beberapa partai juga berkurang. PAN yang dulunya ada 7 kursi, sekarang turun menjadi 5 kursi. Demokrat dari 4 kursi jadi 2 kursi. PPP masih tetap 1 kursi. Golkar dari 5 kursi jadi 4 kursi. Gerindra tetap 7 kursi.

Sedangkan partai yang kursinya bertambah (selain NasDem), adalah PKS dari 3 menjadi 4 kursi, PDIP dari 8 jadi 9 kursi, dan PKB dari 13 jadi 16 kursi.

Keberhasilan para caleg mendapat kursi, adalah buah kerja keras selama berbulan-bulan. Bersama tim, mereka telah mengorbankan waktu, tenaga, dan pikiran.

Hal itu pun dirasakan oleh Hj. Nurhendriyati Ningsih yang berangkat dari dapil 5. “Tapi, dari semua itu, masyarakat pemilih khususnya di dapil saya, telah memberikan kepercayaan. Ini adalah amanah yang harus saya pertanggung jawabkan. Karenanya, apa yang saya pernah janjikan saat kampanye, ke depan akan saya perjuangkan,” katanya kepada wartatransparansi.com.

Perjuangan Ibu Nur –sapaan akrab istri dari Haruna Soemitro, Manajer Madura United dan mantan anggota DPRD Jatim– tidaklah mudah. Maklum, di dapil 5 yang menyiapkan 9 kursi karena cakupan wilayahnya yang cukup luas, perempuan hebat ini harus bersaing keras dengan figur-figur caleg yang sudah punya nama dan diunggulkan yang di antaranya ada nama M Rifai dan Abdullah Muklis.

M. Rifai adalah Ketua DPC Gerindra Sidoarjo yang kini menjabat Wakil Ketua DPRD Sidoarjo. Sedangkan Abdullah Muklis, meski caleg pendatang baru dari PKB, tetapi namanya sudah tidak asing lagi di masyarakat. Maklum, dia adalah putra dari Bupati Sidoarjo Saiful Ilah. Namun, nasib berkata lain. Ketenaran yang dimiliki, bukanlah segalanya. Kedua caleg tersebut gagal lolos karena perolehan suara yang kurang cukup.

Lantas, apa yang menjadi faktor penentu kemenangan Ibu Nur Haruna? Dalam bincang ringan bersama wartatransparansi.com, perempuan enerjik ini mengaku, pernah sekali ikut Pileg 2014 silam bersama partai lain. Namun, saat itu gagal. Meski begitu, Ibu Nur mengaku tetap melanjutkan program-program pemberdayaan perempuan, dengan berusaha memberikan lapangan pekerjaan untuk usaha kecil-kecilan.

“Saat itu saya sudah tidak berpartai. Tetapi, saya tetap fokus menawarkan lapangan pekerjaan buat kaum emak-emak. Misalnya bisnis bandeng, cabut duri. Ini sudah menjadi kebiasaan keluarga kami dalam membantu warga yang kurang beruntung untuk bisa membuka usaha kecil-kecilan, sehingga bisa mandiri membantu suaminya dalam meringankan beban keluarga,” imbuhnya.

Waktu terus berjalan, Ibu Nur dilamar tiga partai politik. Salah satunya dari Partai NasDem untuk dijadikan caleg DPRD Sidoarjo dalam Pileg 2019. Tawaran tidak lantas langsung disetujui. Setelah cukup lama ditimbang, akhirnya Ibu Nur kepincut NasDem yang terbilang masih bersih, menghargai dan memberikan kesempatan luas bagi kaum perempuan dalam berkarier di politik yang tidak pakai mahar. Dia pun menerima dan menjadi caleg NasDem.

Saat menjadi caleg untuk kedua kalinya, satu target khusus yang ingin dicapai. Yakni, mengenalkan Partai NasDem kepada masyarakat luas. Karena itu pula, dalam seminggu, perempuan yang juga pengusaha ini, hanya sehari saja libur. Selebihnya, waktunya digunakan untuk bertatap muka bersama masyarakat pemilih.

“Respon masyarakat luar biasa. Khususnya sesama emak-emak. Saya sering keliling dari satu desa ke desa lainnya, menggelar kegiatan kecil-kecilan sambil mensosialisasikan NasDem. Dalam sehari, saya bisa keliling dua sampai empat desa. Saya jadi banyak tau permasalahan-permasalahan yang mereka hadapi. Dan karena itu pula, saya berjanji akan terus melakukan pelatihan dengan melibatkan PKK untuk kemudian membentuk koperasi kecil-kecilan. Saya berkomitmen untuk membuka pelatihan dan lapangan pekerjaan untuk mereka, kaum emak-emak. Pelatihan dengan melibatkan PKK agar terkoordinasi dengan baik, dan nantinya membentuk koperasi kecil-kecilan,” katanya seraya mengungkapkan rasa syukurnya dan mengatakan, bahwa mungkin semua itu yang menjadi faktor penentu hingga dirinya lolos ke DPRD Sidoarjo.