Opini  

Digital dan Budi Pekerti Keniscayaan Abadi Menjaga Negeri

Digital dan Budi Pekerti Keniscayaan Abadi Menjaga Negeri
Djoko Tutuko Abdul Latief

Oleh : Djoko Tetuko

Ketika “Akhir zaman” atau “zaman akhir” sebuah keniscayaan alam semesta, ditandai dengan jumlah penduduk di dunia semakin tinggi. Dengan persaingan perebutan lahan ekonomi semakin tinggi pula, kadang bersaing tidak sehat. Dengan perkembangan di hampir seluruh sudut dunia permasalahan demi permasalahan.

Perimbangan sekaligus mengendalikan dari kecanggihan teknologi di era digital adalah Budi pekerti luhur (akhlaq mulia). Bahkan Kominfo Jatim menggelar kegiatan forum digital, dengan tema, “Akselarasi  Pemerintah Berbasis Digital dalam Mewujudkan Jatim Gerbang Baru Nusantara”, hal sebagian bagian dari menjaga negeri dalam berdigitalisasi.

Mengapa? Ketika teknologi digital sebuah keniscayaan di akhir zaman, dalam perspektif Islam dipandang sebagai alat dengan potensi manfaat dan risiko (fitnah) besar, yang penggunaannya harus selaras dengan prinsip-prinsip syariah untuk kemaslahatan umat

Dalam hal kemajuan teknologi, Islam tidak mengekang umatnya untuk maju dan modern, termasuk dalam sains dan teknologi. Teknologi pada dasarnya adalah alat yang hukum asalnya mubah (diperbolehkan) selama tidak bertentangan dengan syariat Islam.

Bahkan, menjadi sarana kebaikan dalam dakwah, seperti media sosial, dapat menjadi alat yang ampuh untuk menyebarkan pesan kebaikan, dakwah, dan mempermudah akses umat terhadap informasi agama, Al-Qur’an, dan Hadits, menjangkau audiens yang lebih luas tanpa batasan geografis.

Hanya saja di akhir zaman, era digital membawa tantangan dan ujian (fitnah) yang berpotensi menyesatkan.

Tanda-tanda akhir zaman mencakup kondisi di mana kebohongan dianggap benar dan kebenaran dianggap salah, situasi yang bisa lebih parah  dan disebarkan dengan cepat melalui teknologi digital.

Selain itu, tantang penyebaran informasi palsu dan bohong,  memerlukan sikap kritis dan kehati-hatian dalam menerima dan menyebarkan berita.

Pengaruh terbesar ketergantungan penggunaan teknologi digital yang berlebihan, dapat menyebabkan ketergantungan dan melalaikan kewajiban agama serta interaksi sosial nyata.

Oleh karena itu, kecerdasan buatan atau Artificial intelligence (AI) memperkuat teknologi canggih lainnya, memunculkan pertanyaan etika dan moral baru yang perlu disikapi berdasarkan prinsip-prinsip Islam. Itulah sesungguhnya harapan terbaru bahwa Budi pekerti (akhlak mulia) keniscayaan.

Keniscayaan itu, umat Islam dianjurkan untuk menyikapi era digital dengan meningkatkan ketakwaan, mengendalikan hawa nafsu, dan menggunakan akal serta pikiran secara bijak. Bahkan selalu mengukur manfaat dan tidaknya informasi atau berita.

Apalagi, permasalahan dunia dengan penambahan jumlah penduduk tembus di atas 8 miliar. Sebagaimana diketahui, jumlah penduduk dunia pada tahun 2025 diperkirakan mencapai sekitar 8,23 miliar jiwa pada pertengahan tahun dan diperkirakan akan terus bertambah.

Berdasarkan perkiraan Worldometer, total populasi pada 30 Juni 2025 adalah sekitar 8.231.613.070 orang, meningkat lebih dari 71 juta orang sepanjang 2024, bahkan diproyeksikan akan meningkat sekitar 104.739.311 jiwa pada tahun 2025, menjadi 8.355.162.924 jiwa di akhir tahun.

Wahyu nabi akhir zaman di antaranya ialah berdasarkan hadits, “innama buistu liutammima makarimal akhlak” sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Baihaqi, dengan arti,  “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak mulia”. Hadits ini menegaskan bahwa salah satu misi utama Rasulullah SAW adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia.

Nabi Muhammad SAW, beliau adalah penutup para nabi dan rasul, dengan gelar Khatamul Anbiya wal Mursalin. Beliau diutus untuk seluruh umat manusia hingga akhir zaman, setelahnya tidak ada nabi atau rasul lagi yang diutus Allah SWT.

Meskipun demikian, Nabi Isa AS dipercaya akan turun kembali ke bumi menjelang akhir zaman untuk menjalankan tugasnya sebagai penanda hari kiamat.

“Akhir zaman” merujuk pada periode akhir masa kehidupan di dunia yang dijelaskan dalam berbagai agama, yang akan berujung pada hari kiamat atau hari akhir. Dalam Islam, akhir zaman dimulai sejak Nabi Muhammad diutus dan diakhiri dengan datangnya kiamat, yang ditandai dengan tanda-tanda seperti kemerosotan moral, hilangnya ilmu agama, banyaknya fitnah dan ujian, serta peristiwa besar seperti munculnya Dajjal, turunnya Nabi Isa, dan terbitnya matahari dari barat.

Periode waktu sejak diutusnya Nabi Muhammad sebagai nabi terakhir hingga terjadinya hari kiamat.

Kemerosotan moral tersebar dengan semakin luasnya kebodohan, perzinaan, durhaka kepada orang tua, dan hilangnya rasa malu.

Bahkan, ilmu agama akan diangkat, dan kebodohan akan merebak. Selain itu,