Opini  

Digital dan Budi Pekerti Keniscayaan Abadi Menjaga Negeri

Digital dan Budi Pekerti Keniscayaan Abadi Menjaga Negeri
Djoko Tutuko Abdul Latief

banyaknya fitnah yang membuat seseorang beriman di pagi hari dan kafir di sore hari.

Sebuah peringatan bagi semua umat manusia, adalah munculnya pemimpin yang tidak amanah. Dimana urusan akan diserahkan kepada yang bukan ahlinya.

Perubahan sosial dan dekadensi moral merambah semua kehidupan, banyak  kejahatan dan pembunuhan.

Mengingat misi utama Nabi Muhammad SAW adalah untuk memperbaiki dan menyempurnakan akhlak umatnya. Maka era digital pada akhir zaman menjadi keniscayaan selalu bergandengan dengan budi pekerti luhur, guna menjaga negeri tetap mengabdi kepada Ilahi Robbi, terjaga suci dan abadi dalam pengabdian.

Sebagaimana diketahui            digital adalah teknologi yang memproses data menggunakan angka (\(0\) dan \(1\)) untuk menghasilkan, menyimpan, dan mentransmisikan informasi. Istilah ini merujuk pada sistem elektronik modern yang menggunakan komputer, internet, dan berbagai perangkat lain untuk melakukan tugas dengan cepat dan efisien, yang mengubah cara kita berkomunikasi, bekerja, belajar, dan berinteraksi.

Secara etimologis, “digital” berasal dari kata “digitus” (jari jemari ji) dalam bahasa Latin, yang mengacu pada cara kita menghitung dengan jari.

Digital menggambarkan data dalam bentuk angka biner, yaitu nol (\(0\)) dan satu (\(1\)).  Menggunakan perangkat keras dan lunak seperti komputer dan smartphone untuk memproses informasi.  Memungkinkan pengolahan data yang lebih cepat, penyimpanan yang lebih besar, dan komunikasi instan dibandingkan teknologi analog tradisional.

Konsep digital digunakan dalam berbagai bidang seperti media, komunikasi, seni, dan bahkan kehidupan sehari-hari. Perbedaan           dengan analog sebelum             era digital, teknologi mengandalkan sinyal analog yang bervariasi secara kontinu.

Teknologi digital mengonversi sinyal analog menjadi data diskrit (angka \(0\) dan \(1\)) untuk diproses dan disimpan dengan lebih akurat dan efisien. Bahkan media digital sudah mengubah menjadi musik digital, seni digital, podcast.

Tidak berlebihan bisnis digital atau E-commerce, pemasaran era digital telah mengubah cara manusia berkomunikasi, bekerja, belajar, dan berinteraksi dengan dunia, memungkinkan proses yang lebih cepat dan efisien.

Digital dan Budi Pekerti sebuah keniscayaan menjaga negeri, dengan sentuhan-sentuhan perilaku mengabdi, bukan perilaku mementingkan diri sendiri, apalagi dengan sengaja merugikan seluruh anak negeri.

ya ayyuhalladzina amanu in ja’akum fasiqum binaba’in fa tabayyanu an tushibu qaumam bijahalatin fa tushbihu ‘ala ma fa‘altum nadimin

(Wahai orang-orang yang beriman, jika seorang fasik datang kepadamu membawa berita penting, maka telitilah kebenarannya agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena ketidaktahuan(-mu) yang berakibat kamu menyesali perbuatanmu itu.)

Surat Al-Hujurat ayat 6 menjelaskan perintah untuk bersikap tabayyun (memeriksa dan meneliti kebenaran berita) jika ada orang fasik yang datang membawa berita. Tujuannya agar kaum mukmin tidak menimpakan musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya, sehingga mereka tidak menyesal di kemudian.

Perintah ayat ini menekankan tabayyun (memverifikasi kebenaran berita), terutama jika berita itu datang dari orang yang tidak dapat dipercaya (fasik).

Apalagi Asbabun Nuzul ayat ini turun berkaitan dengan kisah Al-Walid bin Uqbah yang melaporkan bahwa suku Bani Musthaliq telah murtad, padahal sebenarnya tidak.

Dengan tabayyun, dengan memeriksa kebenaran berita, umat Islam dapat terhindar dari tindakan ceroboh yang dapat merugikan orang lain dan menyebabkan penyesalan di kemudian hari.

Itulah sesungguhnya hakikat dari hikmah kemajuan zaman dan teknologi, apalagi pada zaman akhir. Adalah budi pekerti luhur sebagai penjaga abadi negeri ini.

Budi pekerti luhur adalah sikap dan perilaku baik yang mencerminkan nilai-nilai moral, etika, dan akhlak mulia, seperti jujur, sopan santun, dan bertanggung jawab. Ini merupakan usaha untuk menanamkan nilai-nilai moral pada individu agar memiliki perilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Mari menjaga negeri dengan sungguh-sungguh bersama kemajuan teknologi digital di akhir zaman, agar selamat dari berbagai tekanan.

Sebagaimana kandungan Surat Al-Baqarah ayat 286,  bahwa Allah tidak membebani manusia di luar kemampuannya, setiap perbuatan akan mendapatkan balasan (pahala atau siksa), dan adanya anjuran untuk berdoa memohon keringanan, ampunan, dan pertolongan dari-Nya.

Ayat ini berisi ungkapan doa hamba kepada Tuhannya untuk tidak dihukum atas kelalaian, tidak dibebani dengan beban yang berat, serta memohon ampunan dan rahmat. Semoga era digital tetap membawa manfaat. (*)